Rumah yang kami tinggali di ujung kota.
Setiap bepergian ada tanjakkan tidak wajar yang harus kami taklukan.
Motor kami sudah tua.
Kami berkendara berlima.
Saya, istri, Hamiz, Izwar dan Laits.
Tidak kuat lagi motor kami memuat berlima saat ditanjakan.
Solusinya...? Langsir
Istri dan Laits saya taruh di tempat sebelum tanjakan.
Hamiz dan Izwar saya antar duluan.
Saya tinggal mereka berdua di tempat setelah tanjakan.
Saya kembali menjemput istri dan Laits.
Kami kembali berlima melanjutkan perjalanan.
Momen yang berkesan dan pasti jadi kenangan.
Saya akan bangga menceritakan momen ini kelak.
Setiap detik yang kita lewati sejatinya adalah perjalanan menuju kenangan.
Tapi kenangan akan mudah terlupakan jika tidak berkesan.
Akan menjadi berkesan jika kenangan itu tidak biasa saja.
Termasuk diri kita jika tidak berkesan, maka tidak akan dikenang.
Jika ingin dikenang, maka berikan kesan.
Tentu kita memilih membuat kesan yang baik.
"Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama"
Nama apa yang akan kita tinggalkan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H