Just kidding! Tentu saja grammar itu penting, tapi tak perlu menunggu hingga kita benar-benar menguasainya, baru praktek conversation. Kelamaan. Sambil jalan saja-lah.
***
Saya menjalani hidup sebagai buruh penjahit di Tembok, Banjaran. Hari Minggu saya manfaatkan untuk belajar teater dengan bergabung di teater Lare's Dramatic asuhan Toean Apito Lahire. Sesekali ngamen puisi. Sedangkan kawan saya melanjutkan study di IAIN (sekarang UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Meski terpisah oleh jarak, kedekatan kami tak tergoyahkan. Beberapa kali saya diajaknya mengunjungi Jogja, halan-halan sekaligus berburu buku di shoping.
Selang beberapa tahun, saya meninggalkan dunia perburuhan dan lanjut kuliah. Singkat cerita, kawan saya lulus kuliah, pulang kampung, dan aktif di organisasi remaja bareng saya. Saat itu kebetulan saya masih dipercaya sebagai ketua.
Singkat cerita maning, masa kepemimpinan kami berakhir. Saatnya berganti kepengurusan. Pemilihan berlangsung dengan aman dan terkendali. Tanpa isu sara, tanpa beredarnya hoax, tanpa ontran-ontran, tanpa demo-demo angka cantik :D. Setelah surat suara dihitung, kawan saya terpilih sebagai ketua. Saya pun menjadi menjadi demisioner dan menyerahkan tampuk organisasi kepada kawan baik saya yang satu itu.
(To be continued)
*Part 2 bisa disimak di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H