Ketika seseorang telah jauh dari agamanya, jauh dari kitab sucinya dan tidak menuruti lagi nasihat dan petuah ulamanya, itulah dasar dari perusakan masal yang ditimbulkan dari kebebasan berekspresi. Ketika seseorang lebih mengedepankan pemikiran dan kata hati, serta imajinasi yang liar daripada berpegang dengan hukum-hukum baku yang telah di tetapkan oleh agamanya, dapat dikatan dia telah menjadi Sekuler tanpa disadari dan seorang liberalis sejati jika sudah melepaskan identitas agamanya demi meluruskan pemikirannya.
Takutlah dengan azab Allah ﷻ, cukuplah satu kaum yang dibinasakan oleh Allah ﷻ.
Allah Ta'ala berfirman:
“Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83).