Sementara makna kalimat apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan, dapat diartkan janganlah hidup boros. Dengan bahasa lain, jangan hidup konsumtif. Huduplah hemat! Perhatikan struk pengeluaran jangan sampai lebih besar dari pada struk pendapatan yang dapat membuat stress, bahkan bisa menjadi stroke.
Dalam hal tersebut Yusuf memberi saran kepada raja sebagai pemimpin dari rakyatnya, supaya dapat memberi contoh sekaligus memimpin masyarakat untuk hidup sederhana. Tidak memamerkan gaya hidup glamor yang dapat menguras semua penghasilan untuk membeli barang-barang yang mewah, seperti barang-barang yang banyak disita oleh KPK belakangan ini.
Selanjutnya dalam ayat-ayat berikut perilaku Yusuf saat diangkat menjadi pejabat pemerintah sebagai bendahrawan negara keteladanannya pun sangat mengagumkan. Ketika dia membantu keluarganya, yang dia bantu hanya bahan makanan agar mereka tidak lapar. Yusuf tidak memindahkan harta negara menjadi harta atas nama dirinya atau saudara-saudaranya. Padahal jika ingin, Yusuf punya kesempatan membuka tabungan di negara lain atas nama saudara-saudaranya agar tidak katahuan, karena Yusuf bukan penduduk asli negera setempat.
Bercermin pada cerita di atas saya secara pribadi menerapkannya seperti ini. Yakni; kerja, kerja, dan kerja. Persis seperti kalimat yang sering diucapkan Bapak Jokowi Presiden kita. Kemudian dilanjutkan dengan hidup hemat, memenuhi kebutuhan sesuai dengan kemampuan, dan mengurangi pengeluaran yang hanya berdasarkan keingnan. Karena keinginan jika dituruti tidak pernah ada ujungnya.
Kerja yang saya lakukan pun tidak pula yang hebat-hebat, yang penting setelah bangun tidur jangan disambung dengan tidur lagi. Seperti baru saja saya lakukan sebelum membuat  tulisan ini, yaitu menanam pohon cabe. Pohon cabe yang sudah besar di tempat persemaiannya saya pindahkan agar hidupnya lebih besar peluang menghasilkan buah yang banyak.
Sebatang pohon cabe, kalau pun tumbuh dengan baik dan berbuah lebat, memang tidak besar pengaruhya kepada stabilitas sistem keuangan, mungkin perumpamaanya sama seperti kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H