SETIAP ibadah wajib jika dikaji selalu mengandung banyak hikmah dan pelajaran berharga di dalamnya. Demikian juga dengan ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima. Seluruh rangkaian kegiatannya bukan sekadar prosesi ritual belaka, namun mampu menjadi inspirasi sebagai pedoman hidup yang memesona.
Tiap tempat yang wajib dikunjungi, waktu yang tidak boleh bergeser, dan kegiatan yang mesti dilakukan beserta bacaannya, semuanya begitu menggugah jiwa. Mendekatkan setiap makhluk pada Sang Pencipta. Dan menjadi media tempat training menuju hidup sukses dunia akhirat. Subhanallah... Walhamdulillah... Wala ilaha illallah... Wallahu Akbar.
Di antara lima rukun Islam, ibadah haji ialah kemuliaan tertinggi yang dianugerahkan pada umat Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan rukun terakhir yang wajib dilaksanakan setelah Mengucap Dua  Kalaimah Syahadat, Shalat, Puasa, dan Zakat. Ia satu-satunya kewajiban yang melibatkan semua potensi manusia. Kesanggupan melaknasakannya meliputi seluruh elemen kehidupan. Tapi yang paling istimewa,dia begitu ringan dilaksanakan oleh orang-orang tertentu yang mendapat hidayah Allah SWT.
Keajaiban ibadah haji memang begitu memesona hingga tidak mampu dibatasi sekat logika. Lihatlah, seorang yang hidup paspasan, serba kekurangan, dan cacat lagi secara fisik mampu melaksanakannya. Sungguh nyata firman Allah ketika menjelaskan di antara Safa dan Marwah terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah. (QS.2:158).
Ketika anda sudah berada di Masjidil Haram, ketika hendak melakukan sa'i, berdirilah sebentar antara Bukit Safa dan Bukit Marwah (sekarang berada dalam lokasi Masjidil Haram), kemudian rasakanlah getaran jiwa dengan mengenang bagaimana kehidupan yang dialami isteri Nabi Ibrahim, Siti Hajar bersama anaknya Nabi Ismail saat pertama tiba di tempat itu.
Inspirasi dan motivasi pasti akan memantik semangat juang yang tidak akan lelah jika anda mau bercermin pada kisah ibu dan anak yang menjadi asal usul tentang pelaksaan sa'i tersebut. Bayangkan, seorang ibu dengan anak yang masih bayi, tanpa bekal seteguk air pun dan berada di gurun pasir tanpa seorang pun yang lain, harus berjuang bertahan hidup.
Jika keadaan  itu dihayati, tentu saja segala tantangan yang sekarng kita hadapi tidak akan sebanding dengan kesulitan yang mereka rasakan. Maka itu, salah satu  makna ibadah haji dapat dikatakan  cukup bermanfaat untuk membuka pintu rezki bagi orang-orang yang masih merasa kesulitan.
Kita dapat belajar cara ikhtiar dan bertawakkal dari kisah asal usul sa'i tersebut . Hikmahnya antara lain, kalaupun tidak memiliki apa-apa yang penting tetaplah bergerak mencari karunia Allah dengan menyandangkan harapan kepada-Nya semata. Pelajaran ini sangatlah berharga jika dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Itu baru dari hikmah sa'i, belumi lagi dari hikamh thawaf, wuquf, ihram, dan lain-lain baik yang wajib maupun yang sunat. Banyaknya pelajaran yang dapat dipetik dan manfaat yang akan diperoleh maka itu sudah sewajarnya sejak dini masing-masing pribadi muslim perlu mempersiapkan diri Saatnya Berhaji.
Proses mudahnya berhaji jika ada kemauan yang sungguh-sungguh sudah terbukti sejak zaman old hingga zaman now. Tidak sedikit cerita orang yang semula miskin namun menjadi kaya raya setelah berhaji. Di Aceh sampai sekarang terkenal dengan nama Habib Bugak, seorang warga dari Kabupaten Bireun yang telah lama pulang ke hadirat-Nya.Â
Tapi namanya tetap hidup sepanjang masa. Karena kekayaan yang dia miliki tidak kunjung habis hingga sekarang, padahal tiap tahun seluruh jamaah haji asal Aceh selalu mendapat santunan lebih kurang Rp. 5 juta per orang dari harta peninggalannya. Subhanallah... Begitulah ajaibnya ibadah haji.
Setidaknya terdapat enam bagian penting tahap berhaji. Agar manfaatnya bisa langsung dirasakan sejak di dunia hingga akhirat kelak. Tahap pertama belajar dulu esensi haji, supaya mengetahui keutamaannya dan dapat menerapkannya dalam kehidupan. Dengan begitu akan melahirkan kualitas haji yang baik, rasa cinta dan kekaguman terhadapnya, kemudia akan dapat meimplementasikan kedalaman maknanya dalam aktifitas kehidupan.
Kemudian melakukan segala macam persiapan, termasuk persiapan pembiayaan. Mulai dari cara mencari sumber pendapatan yang benar-benar halal, sampai kepada cara menyimpannya pun harus dipilih dengan bank yang menggunakan hukum syariah. Pentunjuk lengkapnya bisa lihat di sini SaatnyaBerhaji.
Ketiga yang perlu juga diperhatikan adalah amalan pra menjalankan ibadah haji. Tahapan ini dimulai dari keikhlasan hingga semangat beristiqamah mempertahankan segala amalan yang baik-baik. Setelah itu jangan lupa pula menghindari segala macam amalan-amalan perusak baik sebelum maupun sesuadah menjalankan ibadah haji.
Dan terakhir yang tidak kalah pentinganya ikutlah manasik dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian. Jangan menganggap kecil hal-hal yang sepele, karena bisa jadi disitulah terdapat kunci sukses atau penyebab kegagalan. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H