Mohon tunggu...
Abu Kemal
Abu Kemal Mohon Tunggu... Pensiunan -

- 33 : 70-71

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Petugas Counter Bandara Cepat Kaya

24 Agustus 2011   07:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:30 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Judul diatas adalah ungkapan beberapa penumpang yang sedang antri di cuonter check in

bandara JUANDA Surabaya, tepatnya counter LION AIR.

Kejadiannya sabtu 30 juli 2011, sekitar jam 5.45 bbwi.

Saat itu, antrian sangat penuh, bukan hanya orang tapi juga troly dan bebagai bawaan, tas, koper,

dos bekas kemasan minuman dsb, pokoknya penuh nuh, serta  dalam situasi sangat terburu-buru.

Dan kami,  penumpang inginnya cepat,  karena  ingin segera masuk pesawat.

Seperti biasa setelah urusan perkarcisan dan bagasi selesai,

waktunya bayar airport tax Rp.40.000,- /orang.

Ternyata tarif 40ribu ini "tarif hoki" bagi petugas.

Penumpang yang bayar tidak dengan uang pas, (biasanya uang lembaran  50 ribuan,

atau 100 ribuan),  harap siap2 kehilangan sebagian uangnya.

Hampir 10 menit antri, aku dan beberapa peng-antri sempat mengamati, selalu pada orang yang bayar

tidak dengan uang pas, pertugas akan berucap :  "maaf, tidak ada  (uang)  kembalian, silakan tunggu",

Bagaimana mau nunggu,   wong   kebanyakan penumpag sudah waktunya  harus masuk pesawat.

Tetapi,  karena masih ada (sedikit) waktu,  aku  sempatkan  menunggu 7 menit,

ketika  kembali bertanya ke counter lagi,tetap  "belum ada (kembalian)"   kata petugas.

Terpaksa, (jujur,  ga iklas),  20 puluh ribu saya tinggal di counter itu,  (saya bayar dengan

lembaran 100 ribuan,  untuk berdua dengan istri).  Aduh, pagi2 sudah bikin dosa orang nih.

Dari kejadian2 tadi ,  beberapa penumpang  menggerutu :  "enak banget, petugas counter,

cepet kaya nih kalau begini, bisa dapet berapa sehari . . . . . . . . . . .".   ( prangsangka buruk.com )

Celetukan yang  sangat manusiawi  kurasa, karena kejadiannya  sangat diluar kemauan penumpang.

Dalam kondisi terpepet waktu, resiko tertinggal pesawat,

tidak ada pilihan lain terpaksa uang  'HARUS" ditinggal.

"Yah itung2 kecopetan", kata seseorang yang juga kehilangan 20 ribu di counter itu, mencoba iklas.

Sepertinya kejadian begini bukan hanya terjadi di counter Lion Air  pada jam itu,

di counter lain mungkin juga tidak berbeda jauh, sepertinya tiap  jam2 sibuk,  hali ini akan terjadi juga.

Berprasangka buruk, untuk kejadian  ini  menurutku  sangat wajar lho,

mengingat dari pengamatan singkat 10 menit  yang terjadi, transaksinya  hampir semua seperti itu.

di bandara lain (misal : sukarno-hatta) memang  (pernah)  ada tulisan "bayar dengan uang pas",

tetapi bila penumpang memang tidak siap yang pas,  masak sih ngga ada solusinya.

Bayangkan kalau  kebetulan penumpang nya orang asing, apa ga dibilang kita bangsa penilap uang kembalian.

Dari fenomena diatas , catatannya adalah   :

- tidak setiap pempang siap uang pas,

- tidak semua penumpang bisa rela dan iklas  meninggalkan uang kembalian di counter

(ini yang bisa menjadi  uang "haram", bagi petugas yang mengambilnya).

Saya mohon maaf pada petugas counter bandara yang tidak pernah melakukan (perbuatan  diatas).

tetapi kepada petugas yang melakukan,  coba anda ceritakan  di kompasiana,

kemana uang kambalian yang kami tinggal di counter anda.

Kepada PT.ANGKASA PURA,  selaku pengelola bandara, ini PR untuk dicari  solusi  terbaiknya,pasti ada,

misal pasang tulisan : "Uang kembalian yang anda tinggal, akan kami serahkan pada Badan pengelola

amal, dan Palang Merah Indonesia".

Dengan demikian, diharapkan  tidak adalagi uang kotor yang ter telan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun