Mohon tunggu...
Abu Kemal
Abu Kemal Mohon Tunggu... Pensiunan -

- 33 : 70-71

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Terlalu Berani, Comica Berbiola Ini Tereliminasi (Catatan Kecil Standup Comedy KOMPAS TV)

23 Mei 2014   16:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12 3812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah Feny Rose terlihat mbesengut terekspose kamera ketika Dodit Mulyanto mencandai nya.

Terus terang kaget saat juri paling cantik  di program SUCI (stand up comedy, KOMPAS TV), kelihatan se sewot itu di candai Dodit dengan sebutan   "jualan apartemen".

Modiar koen Dit, koen kudu moleh bengi iki (mampus lu Dit, kamu sepertinya harus pulang malam ini). Ini yang terpikir ketika melihat reaksi Feny Rose, meski mestinya jury yang profesi nya juga benar  sebagai penjual aparteman ini juga tahu bahwa maksud candaan itu hanya untuk membuat geeeeer balai Sarbini tempat acara  berlangsung.

Lha rak tenan, gua bilang juga apa, terbukti, saat pengumumam hasil penilaian juri malam itu Dodit harus pulang.

Duh aku dan semua penyuka Dodit pasti menyayangkan keputusan juri memulangkan Dodit, kami tak akan lagi bisa menikmati permainan biola sambil nyetenap, kami tak bisa lagi menunggu lalu tertawa merespon banyolan dia yang khas.

Rasanya di dunia ini maupun di dunia lain belum pernah ada kok, pe lucu sambil bawa biola sekaligus memainkannya dan permainan biolanya menjadi bumbu lawakan. Eman tenan.

Tapi seperti di umumkan sebelumnya di malam eliminasi itu juri punya kuasa penuh boleh memulangkan siap yang mereka kehendaki. Dan Didit lah yang ketiban sampur sial malam tadi.

Tak mudah memang menerima candaan orang didepan orang banyak, sperti yang terjadi tadi malam, kalau yang Dodit candai Raditya dika (seperti saat suci hari Kartini tempo hari), ataupun pak Dhe Indro Warkop mungkin Dodit aman2 saja, tetapi giliran juri tercantik yang di candai ternyata mudah ditebak, fatal jadinya.

Wista lah Dit, wis nasibmu, mangkane ojok cobak2 koen gae guyonan wong ayu, opo maneh wong iku sing iso nentokno nasibmu.

Tetapi pantas kita acungi jempol pada Dodit yang ikut kompetisi ini dari audisi di Surabaya, salut dengan ciri khas nya, keluguan yang menjadi modal lucunya : "aku tak peduli apa hasilnya di kompetisi ini, yang penting aku bisa menghibur.........", begitu kurang lebih dikatakan Dodit.

Selamat pulang Dodit, selamat kembali ke seharianmu, selamat kembali ke habitatmu. Aku kehilangan mu.

Memang sekarang masih ada Abdur, David, Dawin, Pras, dan Hifdzi mas Jogya yang aku sering sulit mengingat namanya, tetapi tanpa Dodit kok seprtinya program ini menjadi kurang greget.

Begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun