Mohon tunggu...
Abu Al Givara
Abu Al Givara Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya Menulis, Bukan Penulis

Jadilah pembelajar yang terus bersabar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ngampus Bareng John Stuart Mill

5 Januari 2020   20:42 Diperbarui: 23 Januari 2023   15:30 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah beberapa hari berlibur di tahun baru. Aktivitas kampus kembali terisi dengan kehidupan organisasi. Mahasiswa, dari senior-hingga juniorpun bercengkerama bersama di sekret-sekret kampus dan di ruang kelas fakultas. Aktivitas belajar menjadi kultur kehidupan mahasiswa yang menggeluti organisasi. 

Diskusi dan saling memberi nasehat bagai kopi dan rotinya para pejabat dipagi hari ketika duduk diteras rumahnya. Diskusi dan sharing pengalaman bagai makanan pokok kehidupan mahasiswa organisatoris. Dan inilah wajah sederhana mahasiswa di UIM, dari potret jarak jauh. heheheh

Sesekalipun aku terlibat di ruang itu, ikut bercengkrama bersama sahabat-sahabati yang sedang lapar sembari menikmati suguhan pengetahuan agar kembali segar lagi, (laparnya mahasiswa organisasi adalah pengetahuan) . heheheh

Disitu saling memberi dan menerima masukan, mendengar dan sesekali ikut nimbrung berbicara, tujuannya agar terisi perut-perut pikiran dan karna tak tahan berpuasa atas ilmu .

Keesokan harinya, setelah beberapa hari tidak kekampus, berniat lagi masuk kembali ke kampus. Mungkin karna di kampus, aku tidak pernah kelaparan, selalu ada senior dan junior yang kadang memberi makanan, berharap dapat makanan lezat bergizi lagi.

Pagi-pagi sekali, sudah matang persiapan untuk OTW. Baju, celana hingga sendal jepit sudah aman, meski kadang kelihatan kusut dan kurang nyaman di pakai. Pokoknya otewe..  

Saat mau start  untuk berangkat, teringat lupa buku catatan harian "selalu di bawa saat mau bepergian". Kembali kekamar dan mengambilnya. setelahnya, mulai tenangkan fikiran dan mengingat jangan sampai ada yang terlupakan lagi. Setelah fikiran aman, segera berangkat lagi.

Diperjalanan, di jalan raya,  tepat diadipura. Saya melihat John Stuart Mill sedang mengayunkan kaki-tangannya di sudut-sudut jalan, Sembari melihat fenomena perubahan kota makassar yang enggan aku sebut pesat.

Ku dekati dan ku ajak dia untuk jalan bersama. John, kok kamu jalan sendirian?  Tanyaku.. Hehehe ia sahabat, maklum ingin nikmati suasana makassar, saya agak merasa bahagia karna disini ada kebebasan bagi orang sepertiku yang aseng dan kafer. hehehehe

Saya jawab lagi sambil sedikit ketawa "ahh, alasan kau John, pasti jalan sendiri agar terlihat jomblo kan, pasti motivnya cari cewekkan? . John tertawa dan Bilang, heheheeh itu salah satu cara untuk mencari kebahagiaan bat, biasa bat...Hahaha. "Dasar kafer". ucapku (sambil ketawa)

John, kekampusku yuk. Banyak maba cantit disana. Ajakku, meski niatku sebenarnya untuk mengajarkan ilmunya kepada adik-adikku. Iyakah sahabat ?okedeh daripada disini terus nda ada cucimata. Ucap John. 

Sampai dikampus, saya ajak ke fakultasku, di Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. Pas tibanya di lantai dua, saat melihat pagar di fakultas. John berkata "wah ini bentuk dari pembatasan mahasiswa beraktifitas di malam hari sahabat, alasan kampusji itu bilang untuk menjaga keamanan kampus dimalam hari".

"Ah, jangan aneh-aneh John" Saya Bilangi. Serius bat, lihat saja kalau malamnya dikunci bagaimana memanfaatkan ruangan yang besar untuk belajar ? Balas john. 

Ia yah, "dalam hatiku berkata" wihh Pake kata hati tawwa. hahahah 

Saat di lantai tiga, lagi dengar adik-adik berdebat saat diskusi Aswaja. Sayapun ikut nimbrung bicara dan membela yang saya anggap benar dengan niat meluruskan pemahaman, adik-adik akhirnya berhenti berdebat. Berhasil saya tenangkan. Dan yang saya anggap salahpun akhirnya diam. Berhasil saya diamkan.

John kembali geleng-geleng kepala dan Bilang kesaya, "sahabat, baik itu niatmu, tapi tidak baik itu caramu", lanjutnya. Jika kamu tidak biarkan pikirannya diucapkan karna kamu anggap salah, maka ia  akan terus meyakini pikirannyaa itu benar. Coba biarkan saja, lama-lama akan perlahan mengoreksi dirinya sendiri..

Iakah? Tanyaku.. 

Ialah sahabat, bukan hanya itu, masih banyak lagi, salah satunya, jika yang kita anggap salah dibiarkan berpendapat, maka kebenaran akan muncul dengan sendirinya, karna kebenaran akan memiliki alasan yang semakin kuat, yang salah akan semakin kelihatan. Jadi biarkan saja sahabat, ucap John. 

Masalah lainnya, adik-adikmu yang kamu hentikan berpendapat karna salah itu, mereka akan kehilangan daya kreasi dan inovasi berfikir lagi. Masih amanji kalau begitu, bagaimana kalau sudah masuk dalam wilayah "Harm"?

Saya bingung dengan ucapannya tentang harm "Apalagi itu Harm, bukanji HAM atau hamr (minuman yg dilarang Agama) ? sambil tertawa agar tidak kentara merasa bersalahku ....

Katanya, Harm artinya itu menyakiti, kalau sudah ke efek Harm itu lebih bahaya kalau adek-ademu bgitu. Pasti sakitlah kalau sudahki berfikir apalagi berkreasi,baru langsung dipotongki pendapatnya dan dilarang teruskan. 

Nah, sederhanaji hidup ini, kalau kita tidak mampu memberi kebahagiaan kepada semua orang, setidaknya kita jangan menyakiti orang. Karna tidak menyakiti itu adalah pintu awal  seseorang untuk bisa hidup bahagia. Kata John Stuart Mill. 

Bagaimanakah itu menyakiti John? Tanyaku... 

Menyakiti itu ada dua: pertama, menyakiti dengan tindakan. kalau tindakan, seperti yang kamu lakukan tadi itu. Kedua, menyakiti dengan cara diam, diam juga itu bisa menyakiti. 

Contohnya?  Cobami kalo di undangki adek-adekkmu baru nd datangko, pasti sakitki perasaannya, sudahmki mengharap baru nd datangki, lain-lainki perasaannya. Krna diammu di situ tidak menghargai kreasinya adik-adikmu. 

Nd lapar john, laparka Bela, lupaka makan saat dorumah, cari makan deh?, (bukanmi lapar seperti kosongnya pengetahuan tapi kosong isi perut) Saya berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. 

Okedeh cari makan, saya juga lapar. Kata john

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun