Malam minggu bagi kalangan muda merupakan malam yang nilai tersendiri, terlebih tekhusus untuk para mahasiswa. Tempat-tempat hiburan seperti mall, karaoke dan caffe selalu tak pernah kosong dikerumuni oleh mereka.
Begitu specialnya malam minggu, apalagi berjalan bersama sahabat, gebetan atau sang pacar. Serasa berada pada titik terendah ketika tidak bermalam mingguan dan berdiam diri dalam kesunyian, sebaliknya menjadi naik kelas dan punya kebanggaan tersendiri ketika menikmati suasana mingguan di tempat-tempat hiburan.
Di sudut-sudut kota dan di tempat-tempat elit kerumunan kaula muda selalu mewarnai kehidupan malam mingguan. Menjadi suasana hiburan bagi mahasiswa untuk melepas penat dikala kesibukan dalam belajar.
Malam minggu menjadi solusi berlibur  dan menghibur untuk menyelesaikan keluh kesah dan keresahan karna kesibukan akademik.
Diwaktu yang sama, terlihat sunyi kaum muda yang mengisi kesenggangan untuk membuka ruang-ruang dialog dan meningkatkan kualitas berpikir dimalam mingguan.
Belajar dan malam minggu serasa air dan minyak yang sulit dipadukan. Keduanya seakan punya jarak yang tidak bisa dijembatani untuk dipersatukan.
Namun ada yang aneh di malam minggu kali ini. Anehnya karna tidak seperti mahasiswa umumnya. "Bukan malam minggu miko seperti di film itu." yang banyak menyita perhatian kaum muda.
Mereka sedang duduk melingkar di teras-teras kumuh sekretsriat PMII Metro Makassar. Dengan karpet kusam seadanya, berdempet-dempetan di karpet yang juga kecil itu.
Ada yang berebutan, ada juga yang saling memainkan tipu daya agar bisa duduk di karpet .
Sahabat Yasril yang tak dapat karpet berkata kepada sahabat Fajrin yang ada di depannya, "Awasko pren, ada kalajengking di belakangmu". Fajrinpun tiba-tiba berdiri secepatnya, Ketika berdiri, Yasril pun merampas tempat duduk miliknya sembari ketawa.
Mereka bukan jombloan dan jomblo wati, bukan pula dalam kesendirian. Sebab, disanapun terlihat ada beberapa yang sudah berpasangan.