Alhamdulillah menyempatkan untuk donor rutin setiap 60 hari. Bertepatan dengan edisi ke 48 kali, di PMI Pasar Minggu Jakarta Selatan. Pada hari Sabtu 28 Desember 2024, jam 19.30 wib.
Berat badan 70 kg, HB darah : 14,1. Tekanan darah pas pasan 140/90, tapi masih dibolehkan oleh dokter yang periksa.
Salah satu manfaat yang saya rasakan dengan rutin donor ini adalah sebagai alat bantu untuk mengececk kesehatan secara rutin. Memicu motivasi untuk menata pola hidup yang baik, pola makan, olahraga, istirahat, tidur, relaxasi agar lebih seimbang.
Masih belum begitu banyak yang minat untuk donor darah ini, karena barangkali pemahaman, kesempatan, motivasi yang belum sampai secara utuh kepada semua orang.Â
Belum lagi mereka yang minat donor kemudian daftar, tidak otomatis bisa, karena tetap ada pemeriksaan dokter. Ada survai bahwa dari 100 orang yang daftar, rata rata 60 % yang bisa diambil darahnya.
Kendalanya yang paling sering seperti tekanan darah dan HB darah yang tidak memenuhi syarat.
Jam 18.30 saya datang ke PMI Pasar Minggu, karena sudah faham betul antara 17.00 sd menjelang 19.00. Para petugas biasanya sedang istirahat, baik makan atau melaksanakan sholah magrib.
Begitu saya datang yang ditemani buku kesayangan cerita si koki dapur pastry. Ibu petugas langsung nyambar aja, pak mohon ditunggu ya sekitar 20 menit.
Demikian dengan ramah petugas meminta ijin untuk istirahat makan dan sholat sepertinya. Dengan balasan yang sama ramah ceria saya pun mengucapkan iya bu silahkan saya tidak buru buru kok.
Ada seorang pemuda kemudian datang dan daftar, tetapi kemudian saat diperiksa HB darahnya belum memenuhi syarat, dipersilakan oleh dokter untuk kembali minimal biasanya 3 hari untuk dicoba daftar ulang.
Datang lagi seorang ibu muda namanya Bu Dwi, pas ketika saya sedang proses ambil darah, ibu ini datang menempati kasur bersebelahan dan menceritakan kepada petugas bahwa kemarin pas donor terakhir bekas tusukan jarumnya berwarna biru.
Sudah ditusuk tapi darahnya ngak keluar, kemudian ditusukan kembali, tapi tetap darahnya tidak mengalir. Yang akhirnya dipindah dari tangan kiri ke kanan.
Saya tidak berkenalan dengan Ibu Dwi tersebut, tahu namanya dari kartu donor yang berselahan dengan kartu donor saya saat mengambil snack makanan.
Tetapi saya salut dari cerita Ibu Dwi tersebut walau sebelumnya ada kendala untuk donor tetapi ngak kapok malah donor lagi, keren Bu Dwi.
Ibu Dwi adalah gambaran wanita berhijab yang jelas ada samangat yang kuat untuk donor. Karena hanya dengan semangat keihlasan dan kesabaran bahwa setiap apa yang kita lakukan akan terus mencobanya sampai berhasil.
Bayangan seorang ibu muda seperti Bu Dwi ini bisa saja, bukan yang berleha rebahan dirumah. Tetapi ia adalah barangkali seorang yang bekerja, kemudian punya anak, juga menyelasaikan tugas sehari hari di rumah. Eh.... malah masih sempet-sempetnya jadi sukarelawan pendonor darah rutin.
Kok bisa...... Ya begitulah Anugrah Tuhan bisa saja turun kepada siapa saja untuk jadi teladan, untuk jadi contoh inspirasi. Sehinga akan terlahir banyak kebaikan dan manfaat.Â
Sejatinya demikianlah tujuan kita hidup sebisa mungkin apa yang kita miliki semua anggota badan, kemampuan, ilmu, kekayaan adalah untuk semangat ibadah untuk memberi manfaat kepada sesama.
Salam semangat untuk semua. Bu Dwi....., sekali kamu keren abis, thank sudah memberi inspirasi tulisan....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H