Kalau kebahagiaan itu bukan diciptakan oleh orang lain, lalu siapa yang harus menciptakan kebahagiaan itu Mang Nata ?
Mang Nata :
Ketika seseorang terampil dalam menciptakan kebahagiaan untuk dirinya, maka ia tidak akan pernah menyalahkan orang lain, Â jika ia tidak bahagia.
Bi Ristha :
Jadi yang harus menciptakan kebahagiaan itu diri kita sendiri, begitu maksudnya Mang Nata ?
Mang Nata :
Iya Bi, keterampilan menciptakan kebahagiaan itu harus ada dalam diri kita, jangan tergantung kepada orang lain.
Bi Ristha :
Kalau menurut Bibimah, itu tidak mungkin Mang Nata, karena kita itu hidup harus berhubungan dengan orang lain. Kalau kita hanya memikirkan diri sendiri mungkin bisa seperti itu, tapi disekitar kita ada juga yang nampak tidak bahagia. Kalau kita bahagia sementara  membiarkan orang lain disekitar kita tidak bahagia. Itu namanya individualistis Mang Nata.
Mang Nata :
Alhamdulillah senang pisan Mang Nata mendengar ini Bi.
Bi Ristha :
Maksud Mang Nata ?
Mang Nata :
Jika setiap orang bisa terampil menciptakan kebahagiaan, begitu juga orang lain terampil menciptakan kebahagiaan untuk diri mereka sendiri. Maka kita akan bertemu dengan orang-orang yang tampak bahagia.
Bi Ristha :
Ohhhhh begitu, jadi supaya termotivasi ya Mang Nata, bahwa kita harus terampil menciptakan kebahagiaan, begitu juga orang lain.
Mang nata :
Naaaahhhhh iya begitu, setiap kita harus bertanggung jawab terhadap kita sendiri dengan pandai-pandai menciptakan kebahagiaan. Kalau satu bunga mekar ceria, bunga yang lain juga mekar ceria. Maka tampaklah sebuah keindahan. Satu orang terampil menciptakan kebahagiaan dirinya, Â begitu juga yang lain, itulah salah satu keindahan manusia untuk menciptakan taman kehidupan. *
(Cerita Mang Nata dari RPHA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H