"Obrola Mang Nata dan Bi Ristha di suatu hari yang cerah ceria"
Mang Nata :
Kalau mau bersinar, maka bersinarlah seperti matahari, cahanya tetap menjadi pencerah. Demikian juga dengan kebaikan, maka selamanya untuk kebaikan. Janganlah hari ini tersenyum besok menangis. Janganlah hari ini tulus besok mencela. Janganlah hari ini senang besok kecewa. Tetaplah mantap seperti matahari kehidupan yang hanya memberi kebaikan. Setiap kebaikan yang benar tidak akan menjadi galau karena berbagai tantangan. Tetapi tetap bahagia untuk selamanya seperti matahari yang bersinar sepanjang masa.
Bi Ristha :
Kalau Mang Nata menulis seperti kata-kata mutiara, untuk siapakah itu ?
Mang Nata :
Harapan dan doa itu ada baiknya selalu kita tuliskan dan kita ucapkan agar bisa menjadi semangat komitmen dari diri sendiri, bahkan kita lakukan berulang ulang agar bisa tertanam kuat dalan hati dan jiwa.
Bi Ristha :
Ooh jadi untuk Mang Nata sendiri yah ?
Mang Nata :
Benar sekali Bibi, kita harus sama aktifnya seperti iklan di TV atau dimanapun kita bisa lihat dan dengar. Tak pernah ada bosannya terus tayang.
Bi Ristha :
Iklan yang mana Mang Nata ?
Mang Nata :
Coba Bibi perhatikan iklan di televisi misalnya, bisa jadi durasinya itu 15 menit sekali. Berulang ulang ulang dan terus menerus. Sampai kita tak perduli saking bosannya. Tetapi apa yang terjadi ?
Bi Ristha :
Iya Mang Nata apa yang terjadi ?
Mang Nata :
Ketika kita sakit batuk misalnya, maka alam bawah sadar akan mengingat salah satu iklan obat batuk yang paling sering ditayangkan.
Bi Ristha :
Ah masa begitu sih Mang Nata ?
Mang Nata :
Iya Bi xixixi.
(Cerita Mang Nata 362 dari RPHA)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H