Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apakah Kesucian Itu Bisa Diraih?

6 Mei 2022   08:52 Diperbarui: 6 Mei 2022   08:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anah Lajnah :
Abah Nata kalau kita melihat kehidupan dunia ini, apakah kita bisa benar-benar terhapus dari dosa dan bisa meraih kesucian diri dan bathin.

Abah Nata :
Berharap seperti itu bagus sekali Anah. Tapi sebaiknya kita focus kepada perjuangan ibadah yang kita lakukan. Untuk hasilnya apakah kita terhapus dosa atau meraih kesucian. Kita serahkan saja kepada Allah Ta'ala.

Anah Lajnah :
Bukannya segala ibadah yang kita lakukan itu untuk mendapat pengampunan dari Allah Ta'ala dan meraih keridoan dalam kesucian diri, hati dan bathin.

Abah Nata :
Benar Anah demikian, kalau hanya mengharapkan hasil, tetapi sedikit sekali upaya yang kita lakukan, sepertinya belum waktunya. Karena tugas kita ibadah, dalam makna berjuang dan berkorban. Bisa jadi Allah Ta'ala tidak melihat hasil, tetapi seberapa besar upaya kita dalam berjuang dan berkorban dalam ibadah tersebut.

Anah Lajnah :
Tetapi Abah Nata, bolehkah kita itu berupaya menyucikan diri, hati dan bathin, dengan menghindari kehidupan duniawi.

Abah Nata :
Anah tugas ibadah di dunia ini nyata adanya bukan untuk menghindar dari permasalahan hidup. Jangan gara-gara ingin tetap bersih dan suci, malah tidak mau kena noda dan kotor.

Anah Lajnah :
Maksudnya bagaimana Abah ?

Abah Nata :
Lihatlah Anah diri fisik kita apakah benar-benar bersih dan suci, sementara dalam diri kita itu ada kotoran, ada air kencing, ada darah dan lain sebagianya. Begitu juga dalam pergaualan duniawi kita tidak bisa terhindar dari dampak keburukan, ketidakadilan, korupsi, kebohongan, tipu menipu, menipulasi dan lain sebagainya.

Anah Lajnah :
Tapi Abah.

Abah Nata :
Setiap kita yang hanya berupaya memelihara kesucian dirinya dan tidak bergaul memenuhi kewajiban untuk hablum minnannas adalah orang sangat egois, hanya ingin menyelamatkan diri sendiri. Tingal di goa, berlama-lama dalam bertapa atau hanya berdiri di atas mimbar. Tidak melakukan suri tauladan sebagaimana berjibaku dalam membela kebaikan adalah hal yang harus diperjuangkan. Bukan hanya duduk bercerita masa lalu tentang kemuliaan. Tanpa ada keteladanan nyata yang bisa diciptakan. Kalau hanya begitu bagaimana kebenaran itu bisa dibuktikan. Bagaimana kekuatan kebenaran itu unggul dari keburukan.

Anah Lajnah :
Iya Abah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun