Abah Nata :
Apabila kita tidak bisa merubah marah atau marah-marah itu, untuk sebuah peluang pelajaran yang bisa kita tampilkan.
Anah Lajnah :
Maksud Abah ?
Abah Nata :
Harus ada upaya  dengan pendekatan humanis atau memanusiakan manusia atau bahkan memuliakan suatu manusia dengan manusia yang lainnya. Melalui banyak kreatifitas yang harus dilewati. Salah satunya seperti sebuah kesalahan atau sebuah kerugian, jangan dijadikan sebab marah ataupun marah-marah. Dalam hal ini perlu kajian, latihan terus-menerus untuk saling mengambil hikmah pelajaran.Â
Pola teladanya adalah setiap kesalahan harus banyak lahir solusi, sehingga yang terekam dalam kejadian ini adalah banyak solusi, bukan marah, panik atau stressnya.
Jika kebiasaan ini disikapi dengan positif akan tertanam kuat tersimpan dalam alam bawah sadar.
Anah Lajnah :
Iya Abah perlu kita coba dan latih terus menerus. Sebuah kesalahan bukan menjadi marah, panik atau stres. Tetapi akan lahir kreatifitas banyak solusi. Dalam hal ini, marah-marah bukan lagi upaya balas dendam atau kebiasaan yang diwariskan. Tetapi karya solusinya yang bisa diwariskan untuk kemajuan sikap mental saling memuliakan.
(Cerita Mang Nata 357, karya buku untuk Indonesia/Perpusnas RI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H