Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Pengorbanan Menjadi Nikmat Syukur

20 Juli 2021   05:40 Diperbarui: 20 Juli 2021   06:08 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis : Hanif Ahmad

Anah Lajnah :
Sudah sewajarnya, jika seseorang ingin mencapai tujuannya. Maka ia harus berkorban dan berjuang, kenapa  begitu ya Abah ?

Abah Nata :
Karena hampir semua orang sudah membuktikan hal tersebut Anah !

Anah Lajnah :
Iya tapi bagaimana penjelasannya Abah ?

Abah Nata :
Kebahagiaan yang utuh dan asli itu. Harus melewati berbagai perngorbanan dan perjuangan Anah !

Anah Lajnah :
Berarti pengorbanan dan perjuangan itu, pada akhirnya kebahagiaan yang dicari dong  Abah ?

Abah Nata :
Tidak juga Anah......!

Anah Lajnah :
Kok begitu Abah......?

Abah Nata :
Jika seseorang sudah bisa menikmati atau merasakan bahwa pengorbanan dan perjuangan adalah kebahagiaan itu sendiri. Maka sepanjang hidupnya ia akan terus berjuang dan berkorban.

Anah Lajnah :
Tapi apakah ada orang yang sepanjang hidupnya terus berjuang dan berkorban Abah ?

Abah Nata :
Jika orang itu sudah merasakan nikmat pengorbanan dan perjuangan. Yang tujuan akhirnya hanya semata-mata untuk meraih keridhoan dari Allah Ta'ala. Maka ia tidak akan pernah meninggalkannya.

Anah Lajnah :
Apakah bisa pengorbanan dan perjuangan itu dirasakan nikmat syukur bahagia. Bukankah pengorbanan dan perjuangan itu, suatu keadaan dalam kesulitan Abah ?

Abah Nata :
Ohhhh bisa banget Anah !

Anah Lajnah :
Bagaimana caranya ?

Abah nata :
Teruslah berkorban, teruslah berjuang. Jangan pernah mengeluh, sekali lagi Anah, jangan pernah mengeluh. Jika kamu terjaga dalam lingkaran trek ini. Maka akan menjadi karakter, akan menjadi semangat, akan menjadi kebiasaan. Bahkan akan menjadi keindahan dan keseimbangan. Seperti alam semesta yang berputar dalam treknya. Maka sebagai hikmahnya. Nikmat pengorbanan dan perjuangan itu. Akan menjadikanmu mapan dalam sikap mental. Kemudian sarana pengorbanan dan perjuangan tersebutlah yang menjadikan kemudian bathin rohanimu akan mulai nampak ada cahaya kehidupan.

Anah lajnah :
Ohh begitu ya abah, siap laksanakan !

"Selamat merayakan Idul Qurban, Happy Eid Mubarak. Semoga pengornan itu menjadi sebuah nikmat dan syukur,  aamiin."

(Cerita Mang Nata, karya buku untuk Indonesia/Perpusnas RI)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun