"Cerita Dari Dapur Pastry (Part3)"
Penulis : Hanif Ahmad
Ketika seseorang mengenalkan sekolah perhotelan, pikiran saya saat itu tidak merespon baik. Karena belum tahu banyak tentang dunia perhotelan. Yang ada dalam pengetahuan saya bahwa hotel itu tempat yang kurang baik, tempat yang banyak disalahgunakan oleh pasangan yang bukan muhrim (maaf).
Kemudian saya lama memutuskan untuk masuk sekolah perhotelan waktu itu. Dimana pada masa itu sekitar tahun 1998 dalam sejarah ekonomi bangsa kita sedang mengalami krisis moneter. Banyak perusahaan yang gulung tikar, termasuk pabrik saat saya bekerja. Beberapa waktu sudah berlalu tidak full produksi, salah satu kendala karena bahan baku yang sulit. Ada bahan baku yang pakai dollar katanya.
Singkat cerita karena belum ada pilihan yang lebih baik, akhirnya saya belajarlah di graha wisata tentang tata boga. Belajar kelas sore setelah pulang bekerja. Ternyata ilmu perhotelan itu baik sekali, belajar tentang keterampilan masak memasak, pelayanan, sikap mental dalam bekerja, etika, empati dan lain sebagainya. Yang paling saya suka adalah pelajaran tentang manusia, khususnya bagaimana harus menghormati tamu. Dalam hal ini sangat selaras dengan ajaran Islam yaitu untuk memuliakan tamu.
Walau tidak semua orang memahami secara tulus dari model pelayanan kepada tamu tersebut. Yang seolah-oleh menghormati tamu hanya karena tuntutan pekerjaan bukan karena terciptanya karakter kebaikan yang tulus.
Jika semangat ini bisa dimiliki secara baik dan benar akan berdampak kepada niat baik dalam segala aspek yang berkaitan dengan produk atau jasa dari jiwa pelayanan tersebut.
Jadi kenapa saya bisa menjadi staff dapur pastry saat itu setelah melaksanakan PKL selama 9 bulan. Karena ada kesempatan dan ada kepercayaan dari team dapur pastry tersebut kepada saya dengan harapan bisa membantu team.
Siapakah team dapur saat saya berkerja waktu itu, bisa jadi Anda akan mengenalnya karena ternyata mereka berhasil mempopulerkan cake yang berkelas perhotelan menjadi lebih dekat dengan para pelanggan. Simak terus cerita ini agar Anda tidak ketinggalan untuk menambah pengetahuan culiner dengan pilihan menu yang barangkali Anda sangat menyukainya. *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H