Letnan Rose yang cantik bersabarlah atas semua cinta yang kamu miliki itu, jika takdir Tuhan mempertemukan kita secara nyata. Maka disitulah ungkapan cinta akan terucap dengan sendirinya. Tanpa harus kamu minta pun, jika takdir tersebut yang tidak bisa ditolak. Seperti halnya dirimu yang sudah terang-terangan menyatakan cinta, maka demikian halnya dengan saya pun akan melakukan yang sama, akan menyatakan cinta tersebut terang-terangan, berulang ulang untuk selamanya.
Letnan Rose :
Tidak kokiku cintaku yang tersayang, pujianku bukanlah pura-pura. Tetapi sejujurnya demikianlah adanya. Kamu sangat berbeda dari pria yang lain. Cara pandang ajaran agama Islam yang kamu terjemahkan sangat relevan dengan cinta kemanusiaan dan perdamaian. Saya sangat suka belajar tentang manusia dan budaya, yang didalamnya ada agama. Jadi kamu itu sangat istimewa sekali kokiku cintaku sayang.
Janganlah kamu ragukan cintaku ini, sebagaimana pandanganmu tentang seorang wanita bidadari. Saya berjanji akan mengabdi kepadamu sebisa saya mampu. Cintaku kepadamu adalah istimewa sayang, saya sudah mengenalmu seutuhnya walaupun saya sendiri belum melihatmu langsung secara nyata.
Tetapi tatapan matamu yang sangat lembut sudah meruntuhkan jiwaku, membuat jantungku selalu berdebar-debar sayang. Ada rasa cinta yang semakin dalam untuk tak mau jauh darimu. Saya tidak bisa berpaling darimu kokiku cintaku sayang. Â Setiap melihat banyangan matamu dengan segala keindahan kata-kata tulisanmu selalu terngiang-ngiang dalam semangatku. Kamu sudah menjadi jalan hidupku, ijinkanlah saya untuk mengabdi kepadamu kokiku cintaku yang tersayang.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H