Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Cinta Letnan Rose dengan Si Koki (Part 17)

23 Juli 2020   06:36 Diperbarui: 23 Juli 2020   12:12 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi si koki (dok. hanif ahmad)

"Yang saya rasakan adalah kenyamanan dalam setiap komunikasi baik jauh, apalagi sekarang kita bisa berjumpa. Ini adalah takdir kebaikan bagiku dari Tuhan. Kamu juga tampan sayang, saya merasakan tatapan matamu yang menembus hati dan jiwaku. Bahkan semua yang kamu tulis dari cara pandang dalam kedewasaan."

Letnan Rose:
Kokiku sayang, terasa hati bahagia tiada tara. Setelah saya bisa berkomunikasi dengan kakaku terhormat istrimu yang sangat istimewa, seperti juga dirimu yang selalu saya istimewakan dalam segala cinta, harapan dan doa.

Ijinkan saya merindumu dengan puisi cinta menembus jiwaku yang hampa, kini terisi oleh semangat bergelora oleh untaian kata kaya hikmah darimu di negara nan jauh di sana.

Wahai bintang....!!! Wahai Sang pemilik bintang, sempurnakanlah tujuanku yang ingin memiliki dia, aku ingin memiliki kemesraan yang mereka miliki. Dialah kekasihku si koki yang mapan dalam segala cara pandang yang mendewasakan. Jadikanlah semua ini sebagai takdirku untuk hidup bersama mereka.

Si Koki:
Haaiii letnan.....!!! Ke sini kita bicara, lihatlah bintang-bintang bersinar terang menjadi saksi perjumpaan ini. Tak saya sangka kamu lebih cantik dari yang saya kira. Matamu indah, rambutmu ikal bergelombang, warna kulitmu halus bersih. 

Keindahan Tuhan yang telah menciptakanmu, sebagaimana janji-Nya akan memberikan bidadari kepada siapa saja yang telah meraih rido-Nya. Dialah wanita yang menjadi sorga dunia akhirat yang memiliki sifat-sifat salehah. Cantik hatinya, cantik kata-katanya, cantik jiwanya, cantik sikap mentalnya.

Letnan Rose:
Kokiku sayang sudah lama saya menunggu saat yang indah ini bisa bersamamu. Sudah saya katakan jauh-jauh hari, ukuran badan, tinggi badan, usia. 

Saya sudah tak perduli. Yang saya rasakan adalah kenyamanan dalam setiap komunikasi baik jauh, apalagi sekarang kita bisa berjumpa. Ini adalah takdir kebaikan bagiku dari Tuhan. 

Kamu juga tampan kokiku sayang, saya merasakan tatapan matamu yang menembus hati dan jiwaku. Bahkan semua yang kamu tulis dari cara pandang dalam kedewasaan.

Untuk seusia kita tidak lagi mengutamakan fisik, walaupun tetap kita harus berjuang keras untuk merawatnya. Setiap penyakit fisik sudah tidak bisa terhindarkan karena alami. Jika setiap kita sebagai pasangan tidak menyempurnakan cara pandang kedewasaan dalam hal ini, saya yakin kita tidak akan pernah menemukan sorga. 

Demikianlah saya memilihmu sebagai seseorang yang menjadi pilihan teman sisa hidupku. Saya sudah tidak ada keraguan untuk menutuskan pilihan dirimu sebagai suamiku.

Si Koki:
Letnan Rose yang cantik, kenapa kamu tiba-tiba memejamkan matamu? Dari sinar matamulah, saya bisa merasakan keindahan apakah cintamu itu tulus atau tidak.

Letnan Rose:
Saat saya memejamkan mata ini, saya merasakan kenikmatan batin ada disampingmu. Rasa nyaman dalam pelukanmu, saya menikmatinya kokiku sayang. Jangan tinggalkan saya sendiri sayang. Saya tidak mau berpisah lagi denganmu. 

Saat seorang pria yang sudah lama saya nantikan yang bisa menjamah semua bagian tubuhku, pikiranku, hatiku dan jiwaku. Cinta ini adalah magnet untuk tetap ingin selalu bersamamu. Saya sudah terlajur menikmati kenyamanan jatuh cinta kepadamu.

Si Koki:
Hallo letnan rose, kamu baik-baik saja kan?. Semoga Tuhan memberimu semangat cinta kebaikan dalam setiap niatmu yang akan kamu capai.

Letnan Rose:
Saya baru bangun tidur kokiku sayang dari mimpi yang sangat indah. Memimpikanmu dalam perjumpaan yang penuh kemesraan. Saya merasakan kenikmatan rasa nyaman yang belum pernah terjadi selama ini.

Ohhh...!!!, kamu sangat luar bisa kokiku sayang. Rasa nyaman yang sering kita bicarakan benar-benar saya rasakan walaupun sebatas dalam mimpi seperti kenyataan. 

Terimakasih kokiku sayang sudah menemuiku walaupun hanya dalam mimpi. Saya benar-benar jatuh cinta kepadamu kokiku sayang. Saya tidak akan pernah bosan mengatakan cinta ini kepadamu bahkan akan berulang-ulang selamanya. Karena cinta itu anugrah kebahagiaan yang diberikan Tuhan kepadaku.*

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun