Mohon tunggu...
Hanif Ahmad
Hanif Ahmad Mohon Tunggu... Koki - Bekerja sebagai Head Pastry Chef

Shilaturahmi dengan menulis di RPHA Cianjur/Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Seberapa Kuat Tetapi Seberapa Lama Kenyamanan Itu Ada

21 Juni 2020   21:25 Diperbarui: 21 Januari 2021   16:14 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya akan selalu menaruh rasa hormat untuk suamiku yang telah tiada. Dari dialah saya punya dua gadis yang cantik sebagai amanah dari Tuhan untuk memberikan yang terbaik untuk mereka. Seandainya suamiku tahu tentang dirimu, saya yakin dia akan setuju dengan pilihanku jatuh kepadamu sayang. Sebagai ayah untuk kedua putriku ini.

Kokiku sayang, saya sebagai wanita militer yang punya disiplin latihan secara fisik. Adalah sebuah jaminan untuk standart kesehatan fisik yang baik. Saya wanita amerika seperti yang lainnya harus tetap cantik dan seksi sebagaimana harapan dari insting seorang laki-laki yang kelak akan menjadi suamiku. Saya harus mengambil peran sebagai bidadari cantik dan sekaligus sebagai wanita romatis untuk suamiku. 

Insting seorang laki-laki ketika menginjak dewasa sampai usia yang tak terbatas. Dalam pikiran mereka selalu ada bayangan wanita cantik. Saya memahami ajaran agamamu muslim ada sebutan wanita solehah adalah sekumpulan kemampuan hati, sikap dan juga fisik yang menarik untuk suami mereka. Tidak melimpahkan segala kendala dalam hal ini kepada tanggung jawab si suami. Tetapi si wanita solehah ini harus menjadikan dirinya sebagaimana harapan insting dari suaminya. Sebagai wanita bidadari secara hati, sikap dan fisik.

Saya rasa peran itu bisa saya lakukan kokiku sayang. Walau dalam pelasakanaannya komunikasi saling memberikan rasa nyaman dalam kepuasan masing-masing harus terus ditempuh. Bicara terbuka dan saling jujur, apa maumu dan apa mauku untuk saling memberi dan menerima. Seperti sekarang ini sayang, kita sedemikian terbuka dalam bicara hal yang sudah kita bahas. 

Kepuasan sex dalam berumah tangga menjadi bagian penting seberapa berkwalitas kebahagiaan yang bisa diwujudkan. Sebagai pasangan suami istri bukan seberapa kuat atau lamanya dalam hubungan sex itu. Tetapi seberapa bisa saling memberikan kenyamanan, sehingga bukan lagi kepuasan sesaat yang kita utamakan, tetapi batin dan hati kita benar-benar bersetubuh menjadi satu kesatuan yang utuh yang memancarkan kebahagiaan yang lebih tahan lama. 

Saya sebagai wanita yang bekerja juga, akan tetap memberikan pelayanan sepenuh hati sayang, sebisa dan semampuku. Saya belajar tentang manusia agar bisa memahami hubungan satu dengan yang lain, seperti hubungan menciptakan kenyaman dalam hubungan sex dalam rumah tangga dengan suamiku tercinta. 

Ketika hati ini sudah sedemikian jatuh hati kepadamu, maka kamu adalah segalanya sayang. Setiap kata-kata indah yang sudah kita fahami bersama, kesempurnaannya kita wujudkan bersama. Semoga takdir Tuhan selalu berpihak kepada kebahagiaan keluargamu dan juga keluargaku yang akan menjadi satu.

Si Koki :
Letnan Rose, saya heran kamu tahu dari mana, ada sebutan wanita solehah, yang kamu terjemahkan sebagai kemampuan hati, sikap dan fisik. Kemampuan memelihara kecantikan hati, kecantikan sikap dan memelihara kecantikan fisik. Seandainya kamu berhasil bisa menciptakan itu. Sepertinya anugrah tiada tara, karena di sekelilingku telah hadir wanita-wanita hebat. Sang bidadari yang dijanjikan akan diberikan kepada mereka yang mendapat hidayah dari Tuhan. 

Bukan hanya kecantikan secara fisik kerena kepandaian disiplin perewatan, tetapi kedewasaan hati, sikap dan mental. Sepertinya saya akan mendapat sorga di dunia ini juga letnan rose. Kamu bukanlah seorang muslim, tetapi pemahamamu sudah memberikan nafas yang islami, itu keren sekali bagiku letnan.*

Tahapan pendekatan yang menyamakan setiap cara pandang mulai memberi gambaran cinta mereka si letnan rose dan si koki.  Apakah obrolan mereka akan lurus-lurus saja, tanpa ada perselisihan...?. Simak terus kisah selanjutnya pada bagian berikutnya...!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun