Mohon tunggu...
Abu Jamiledy
Abu Jamiledy Mohon Tunggu... -

Orang desa yang ingin terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Satu Kisah Ba'da Pemilu

11 April 2014   18:20 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan sebelum Pemilu  di sebuah desa di wilayah Madura seorangUtusan salah satu caleg berinisial S mendata dan mengambil FC KTP warga. Dan Sang Utusan ini berkata :

"Data ini dibutuhkan Caleg untuk mengukur seberapa besar dukungan dan untuk memastikan agar nanti pemberian uang tidak salah sasaran. Jangan khawatir Caleg saya ini akan memberi melebihi yang lain, jika calon lain memberi 20 ribu maka kami siap memberi 25 ribu. Dan apabila beliau tepilih akan menyediakan fasilitas yang gratis untuk warga miskin dan beliau siap membantu apapun yang masyarakat inginkan. Pencairan akan dilakukan 2 atau 3 hari sebelum pemilihan" kata sang Utusan meyakinkan

Waktu terus berjalan dan beberapa hari menjelang pemilu salah satu warga yang didata berinisial I yang juga merupakan kerabat S menelpon. Karena belum juga turun dana yang dijanjikan Sang Utusan mengajak warga yang menelepon tadi menghadap Caleg. Percakapan di rumah calegpun terjadi

Utusan (S) : "Gimana nich Pak, saya jadi malu sama masyarakat, soalnya sudah kadung mendata..??"

Caleg : "Maaf Mas ditunggu saja dulu, sampai sekarang saya ini belum dapat dana dari atas dan saya sedang berusaha menggadaikan mobil dan sepeda motor.”

Utusan (S): “Lalu gimana dong, apa kita harus pulang dengan tangan hampa..?? gini aja saya kebetulan membawa perwakilan warga silakan sampeyan ngomong sendiri.”

Sang Calegpun menoleh kepada warga yang dibawah oleh Sang Utusan.

Caleg : “Tenang dulu ya Pak, tetap kita usahakan. Oh ya kalau 10 ribu gimana kira-kira..??

Warga (I): “Waduh, Bapak ini gimana sih.., kita sudah menolak pemberian orang lain sebesar 20 ribu, masa Bapak dibawah itu..?? kan gak sesuai kesepakatan..???”

Caleg: Iya, kami minta maaf, bagaimana kalau 15 ribu ?.”

Semua tertegun sejenak, Setelah berfikir dan tawar menawar cukup lama akhirnya Sang Utusan (S) dan juga warga (I) Setuju. Daftar nama yang sudah di data sebanyak 70 orang, namun karena Sang Caleg juga uangnyanya pas –pasan akhirnya hanya dapat memberikan uang sebesar 750 ribu, sementara sisanya dalam bentuk kaos. Akhirnya mereka pulang dan di tengah jalan kedua orang ini bermusyawarah. Warga I  sebenarnya juga kasihan pada utusan Caleg (S). Setelah bermusyawarah diputuskan hanya Utusan S dan keluarganya yang diarahkan memilih Sang Caleg mengingat uang yang diberikan Caleg lain lebih besar. Sementara uang sisa dikembalikan kepada sang Caleg 1 hari setelah Pemilu.

Wah, ternyata rakyat negeri ini  masih  banyak yang jujur dan amanah, terbukti mereka mau mengembalikan uang yang tidak sepantasnya mereka terima. hanya saja Pemimpin dan Wakil mereka yang seringkali "Tak Tahu Diri" dan mengajarkan hal yang Tidak Benar.

Sumenep 11 April 2014

Abu Jamiledy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun