komunikasi publik, fenomena ini dapat ditinjau melalui Teori Agenda Setting dan Teori Dramaturgi, serta Teori Dakwah Bil Hikmah dalam konteks dakwah Islam.
Miftah, seorang pendakwah yang dikenal dengan pendekatan santai dan tegas, menuai perhatian setelah menggunakan kata "gobl*k" dalam ceramahnya. Ungkapan ini memicu berbagai tanggapan, dari dukungan hingga kritik. Dari perspektifTeori Agenda Setting
Teori ini menunjukkan bagaimana figur publik atau media dapat memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap suatu isu. Saat Gus Miftah menggunakan kata tersebut, pembahasan tentang ceramahnya langsung viral di media sosial. Gaya bicaranya yang lugas mampu menyoroti isu penting seperti kesadaran agama dan kritik sosial. Melalui pendekatan yang eksplisit, ia berhasil memancing diskusi mengenai batasan bahasa dalam komunikasi dakwah, sekaligus menarik perhatian khalayak yang mungkin kurang peduli pada pesan agama.
Teori Dramaturgi
Menurut Erving Goffman, komunikasi publik mirip dengan panggung teater, di mana setiap individu memainkan peran tertentu di hadapan audiens. Dalam kasus ini, Gus Miftah membangun citra sebagai ulama yang akrab dengan masyarakat umum namun tetap berwibawa. Pilihan kata "gobl*k" menjadi elemen strategi komunikasi yang menciptakan kejutan dan mendekatkan dirinya dengan audiens. Hal ini menunjukkan bagaimana ia menggunakan "persona" sebagai sarana menarik perhatian dan membangun hubungan emosional.
Teori Dakwah Bil Hikmah
Teori ini menekankan pentingnya menyampaikan dakwah dengan cara bijaksana dan lemah lembut. Pemakaian kata seperti "gobl*k" dianggap kurang sesuai karena bisa melukai perasaan sebagian audiens. Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam" (HR. Bukhari). Prinsip ini mengingatkan pendakwah agar selalu menjaga kesantunan dalam menyampaikan pesan agama.
Fenomena ini menunjukkan pentingnya menyeimbangkan efektivitas komunikasi publik dengan prinsip etika dakwah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H