Anak Selalu Ceroboh? Berikut Cara Memotivasi Anak Memiliki Pola Pikir yang Luas

Bagaimana Memotivasi Pola Pikir yang Luas dalam Kehidupan Sehari-hari Anak? Apakah Penting?

Memotivasi anak juga menumbuhkan pola pikir yang luas dalam kehidupan sehari-hari anak memang bukanlah hal yang mudah. Tentunya memakan waktu dan juga melelahkan bagi otak sang anak dan diri kita sendsendiriiri tentunya. Namun, tidak ada salahnya jika dengan mengorbankan hal itu, cara kerja dan berbagai rencana maupun suatu hal yang akan seorang anak hadapi dalam permasalahan hidupnya, akan berjalan lancar, rapi, dan lebih terorganisasi untuk masa depan sang anak tersebut.

Memotivasi anak dalam cara berpikir yang dewasa adalah hal penting. Sering kali berpikiran yang sempit dapat memacu suatu peristiwa ataupun kejadian, baik yang terduga maupun tidak oleh diri sang anak anak, misalnya kurang perhitungan terhadap ide yang belum matang, dan lain sebagainya yang dapat berupa dampak baik maupun buruk yang akan mereka alami dikehidupan mereka sehari hari. Hal itu memang biasa muncul dalam kehidupan sang anak, dan anak anak lainnya. 

Anak anak maupun para buah hati yang telah beranjak dewasa, pasti mengerti dong, bahwa mereka akan masuk ke fase yang berbeda (fase yang baru). Maka dari hal itulah memiliki pola pikir yang luas (pola pikir orang dewasa)  merupakan salah satu jawaban dan cara untuk meringankan dalam menghadapi fase baru tersebut. Bagaimana langkah langkahnya? Mari kita cermati sebagai berikut: 

Berbagai Macam Jenis Latihan dan Usaha Agar dapat Menumbuhkan Pola Pikir yang Luas Bagi Anak Anak:  

• Ajarkan Anak Mencintai Diri Sendiri dan Selalu Berpikir Positif

Cintailah berbagai kelebihan maupun kekurangan pada diri mereka, jadikan hal itu sebagai acuan mereka untuk terus maju dari diri mereka yang sebelumnya. Tanamkan pemikiran pemikiran positif bahwa kekurangan yang mereka miliki itu bukanlah suatu hal yang buruk, melainkan suatu batu loncatan untuk mereka dapat meloncat lebih jauh dalam mengembangkan potensi dalam diri mereka.

• Berikan Pengetahuan Terhadap Anak Tentang yang Baik dan yang Buruk Baginya 

Langkah ini adalah tahap kedua dari langkah yang sebelumnya, hal ini termasuk suatu pengetahuan dasar yang melatih Anak berpola pikir luas dan dewasa. Pengetahuan ini dapat  dilatih dan dipelajari berdasarkan pengalaman anak yang satu dengan anak yang lain.

• Menciptakan Anak yang Positif, Giat, dan Tidak Putus Asa (Pantang Menyerah) 

Menghindari sikap, perilaku, dan kebiasaan yang negatif tentunya sangat diperlukan. Suatu keadaan yang mungkin sulit untuk anak anak wujudkan, pasti akan mudah mereka wujudkan apabila mereka memercayai kemampuan diri mereka. Dan dengan usaha yang giat serta jiwa yang pantang menyerah, tentunya hal yang sebelumnya mustahil, dapat berpeluang mungkin dan bahkan mudah untuk mereka raih maupun mewujudkannya.

• Latih Anak dalam Memanajemenkan Waktu dengan Baik 

Waktu yang terus berputar harus mereka manajemen dengan menentukan skala skala prioritas dalam menjalani kegiatan maupun tugas mereka masing masing, misalnya yang dikatakan Haji Roma Irama:"berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian."

• Tegaskan Terhadap Memikirkan Hal Sebelum Melakukan Hal 

Memikirkan suatu hal sebelum hal itu Anak sampaikan terhadap lawan bicara termasuk sesuatu yang penting. Sang anak harus memikirkan hal tersebut memiliki hasil dominan terhadap yang positif, ataukah negatif.

• Anak Harus Bertanggung Jawab atas Segala Tindakan yang Diperbuat 

Tidak lepas tangan sebelum semua selesai adalah langkah menumbuhkan pola pikir luas yang juga perlu diperhatikan. Memulai sesuatu tidak boleh mereka tinggalkan sebelum sesuatu itu selesai, dalam artian mereka juga harus menerima bagaimana baik dan buruk terhadap suatu kegiatan yang kita diberikan tanggung jawab untuk mengelolanya. Baik hal berupa apresiasi maupun kritikan tentunya mereka harus lapang dada, sabar dan bijaksana dalam menerimanya.

• Mereka Harus Bisa Juga dalam Memahami Sudut Pandang Orang Lain 

Tentunya langkah ini juga sangat diperlukan, terlebih lagi langkah ini membantu sang anak melatih empati dirinya. Mereka harus berusaha memahami, mengerti, dan memedulikan sesama, karena mereka dan kita bukanlah robot, mereka dan kita adalah makhluk sosial yang juga memerlukan bantuan, dan memiliki perasaan sendiri.