Mohon tunggu...
Abu Hanifah
Abu Hanifah Mohon Tunggu... -

Seorang muslim dan pelajar yang sedang bersekolah di bumi Allah bagian Jepang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Benci untuk Membaca Al-Qur'an

16 Agustus 2012   04:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:41 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku benci untuk membaca Al-Qur'an...
Jika hanya dibaca dengan cepat...
Hanya untuk mengejar target untuk tamat...
Tidak peduli dengan aturan bacaan yang harusnya tepat...

Aku benci untuk membaca Al-Qur'an...
Jika hanya untuk dihapalkan...
Tapi tidak pernah diamalkan...
Dan tidak pernah dijadikan pedoman...
Aku benci untuk membaca Al-Qur'an...
Jika hanya dibaca pada bulan Ramadhan...
Diluar bulan Ramadhan hanya jadi pajangan...
Kadang berdebu karena diabaikan...

Aku benci untuk membaca Al-Qur'an...
Jika hanya membaca dengan artinya saja...
Tidak pernah mencoba menela'ah tafsirnya...
Dari ulama yang sudah terjamin ilmunya...

Aku benci untuk membaca Al-Qur'an...
Jika ternyata hanya malah menimbulkan riya...
Karena menguasainya hanya membuatku ingin dianggap ulama...
Atau hanya sekedar dipanggil 'ustadz' saja...

Aku benci untuk membaca Al-Qur'an...
Jika akhirnya hanya meremehkannya...
Merusak makna di dalam ayat-ayatNya...
yang kadang dilakukan oleh orang-orang liberal dan antek-antek busuknya...

Aku benci untuk membaca Al-Qur'an...
Jika hanya digunakan untuk berdebat...
Agar merasa paling hebat...
Dan tidak ada tandingan ketika saling hujat...

Aku benci untuk membaca Al-Qur'an...
Jika hanya menimbulkan sifat tinggi hati...
Tidak menghasilkan sifat rendah hati...
Padahal Al-Qur'an seharusnya menjadikan seseorang menjadi rendah hati...

Karena itu, jangan kau paksa aku untuk membaca Al-Qur'an...
Aku masih belajar untuk memahami dan mempelajari...
Karena yang kuyakini Qur'an bukan untuk ditamatkan...
Tapi untuk diambil hikmah dan pedoman agar kita dapat mengendalikan diri...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun