Jika kalian tidak mampu untuk menuntut ilmu, beliau berkata, “maka cintailah ulama.” Karena kecintaan terhadap ulama akan menjadikan orang yang mencintai bersama dengan orang yang dicintai, dan kecintaan tersebut akan menjadikan dia bertanya dan meneladani perkataan dan perbuatan mereka sehingga dia memiliki hubungan dengan mereka.
Jika kecintaan tersebut tidak terwujud, beliau berkata, “Jika kalian tidak bisa mencintai mereka maka janganlah kalian membenci mereka.” Karena membenci ulama berarti membenci orang-orang pilihan dari kaum mukminin, karena Alloh Jalla wa ‘Alaa telah memerintahkan kita untuk mencintai seluruh orang-orang yang beriman. Alloh Jalla wa ‘Alaa berfirman,
وَالمُؤْمِنُونَ وَالمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah wali (penolong) bagi sebagian yang lain.” [QS. At-Taubah: 71]
Maksudnya, bahwa sebagian mereka mencintai dan menolong yang lain. Sedangkan orang mukmin yang paling berhak dicintai adalah yang paling memiliki rasa khosy-yah (takut terhadap Alloh) dan yang paling berilmu. Oleh karena itu, Abu Darda berkata, “jika kalian tidak bisa mencintai mereka maka janganlah kalian membenci mereka.”
Dan kejahatan apakah yang engkau lakukan terhadap dirimu – wahai orang yang beriman – jika engkau membenci ahlul ilmi, serta apa yang dimaksud dengan membenci mereka?
Membenci mereka bisa berupa celaan terhadap mereka, kritikan terhadap mereka, atau dengan mencaci maki mereka baik dengan sesuatu yang benar maupun yang batil. Para ulama bukanlah orang-orang yang sempurna dan maksum (bebas dari kesalahan), namun jika engkau melihat kekurangan pada mereka lalu disebarkan kekurangan tersebut di tengah-tengah manusia, maka ini maknanya manusia tidak akan mengambil dari para ulama. Jika manusia sudah meninggalkan para ulama, tidak mau mengambil dari mereka, maka ini maknanya adalah kejahatan terhadap pengambilan syariat. Maka dari mana lagi manusia akan mengambil syariat, jika mereka tidak mengambilnya dari para ulama?!!
Untuk itulah wasiat dari Abu Darda Uwaimir bin Amir rodhiyallohu ‘anhu ini datang. Beliau berkata, “Carilah ilmu! Jika kalian tidak mampu maka cintailah ahlul ilmi (ulama, orang yang memiliki ilmu), jika kalian tidak bisa mencintai mereka maka janganlah kalian membenci mereka.” Agar tetap ada di dalam hati pengagungan terhadap para ulama yang hati-hati mereka dijaga oleh kitabulloh dan ilmu terhadap sunnah nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.
WASIAT KE DUA
Dan di antara perkataan Abu Darda, pada suatu hari beliau berkata kepada para sahabatnya,
“Sesungguhnya aku memerintahkan kalian dengan kebaikan. Dan tidak semua yang aku perintahkan kepada kalian telah aku lakukan, akan tetapi aku mengharapkan pahala dengan memerintahkan kalian.”