Mohon tunggu...
Abu Ga
Abu Ga Mohon Tunggu... lainnya -

take it easy, make it simple and life is beautiful

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Crazynya Cricket!

5 Januari 2010   08:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:37 1923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kriket adalah olahraga yang menyedot perhatian penduduk Negara India, Pakistan, Bangladesh dan Srilanka. Hanya ada 9-10 negara di dunia ini yang bermain kriket dan kebanyakan mereka tergabung dalam Persatuan Negara Persemakmuran atau bekas jajahan Inggris.

Meski dimainkan oleh segelintir negara di dunia namun gaung kriket terasa mendunia. Peran Inggris , Australia, Afrika Selatan dan New Zealand membawa olahraga ini ke pentas dunia sangatlah besar. Bisa dibayangkan tanpa kehadiran negara-negara yang mempunyai nilai jual tersebut, nasib kriket akan seperti “benthik” atau “kasti” yang dulu pernah kita mainkan di masa kanak-kanak. Mendunianya permainan ini bisa kita lihat dengan liputan khususnya di website eurosport.com yang meyediakan ruang khusus Cricket. Olahraga ini juga disiarkan oleh beberapa stasiun televisi olahraga seperti Prime Sport, Fox Sport, dsb. Kriket juga mempunyai channel khusus yaitu Neo Cricket yang menyiarkan kriket 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun. Sebagai perbandingan perhelatan bulutangkis seakbar All England sekalipunbelum mampu menarik channel televisi olahraga global untuk menyiarkannya.

Negara yang menurut saya paling “cricket crazy” adalah India. Negara dengan penduduk lebih dari 1 milyar jiwa ini bisa duduk di depan televise berjam-jam atau sehari penuh jam hanya untuk memelototi orang melempar bola kemudian dipukul sesudah itu dikejar rame-rame. Dalam kehidupan sehari-hari India tidak jauh dari kriket. Tak heran jika iklan-iklan televisi India berbau kriket dan menggunakan atlit kriket sebagai bintang iklan. Atlet –atlit kriket India sejajar dengan selebitis film dan penyanyi. Harta mereka juga melimpah karena jika memenangkan pertandingan hadiah datang dari berbagai lapisan masyarakat. Bintang kriket Sachin Tendulkar namanya sejajar dengan Amithab Bachan dan Shah Rukh Kan di jagad India. Pendek kata kriket adalah darah bagi negeri yang terkenal dengan film Bollywoodnya ini

Sebagai orang Indonesia saya tidak mengenal dan tidak suka kriket. Benar pepatah lama “tak kenal maka tak sayang” demikian juga yang terjadi pada saya. Awalnya saya jengkel jika harus menonton kriket pada jam-jam makan siang dan makan malam. Adalah Anthony Joseph teman kerja dari Negeri Gandhi yang selalu mencoba menjelaskan saya tentang dunia kriket. Ia bahkan mempromosikan kriket seperti jualan kecap. Wuh………I nggak ada deh kecap nomer dua. Si Anthony ini bahkan tidak jarang menelpon ke ruang kerja saya jika ada pertandingan kriket di tv. Dengan rasa menghormati sesama saya mengiyakan apa yang dijelaskan dan memaksakan diri menonton tayangan kriket. Akhirnya saya tahu apa itu kriket dan istilah-istilah yang digunakan dalam olahraga ini. Sayapun bisa menikmati tayangan permainan ini meskipun hanya di penghujung permainan. Bagi saya sisi menarik olahraga ini adalah di masa-masa akhir pertandingan. Kalau di bola kira-kira sama dengan adu pinalti atau di permainan tennis seperti tie break.

Olahraga ini dimainkan di lapangan yang berbentuk bulat dan batasnya disebut “boundary”. Masing-masing tim terdiri dari 11 pemain dan permainan ditentukan oleh skor yang disebut “run”. Setelah diundi maka satu tim akan mengirim dua pemain untuk melakukan “batting” atau pemukul bola pada dua sisi di tengah lapangan. Tim lawan menyiapkan seorang “bowler” atau pelempar bola dan 10 pemain yang lain melalukan “fielding” atau menangkap bola setelah dipukul. Sepintas permainan ini mirip baseball atau kasti. Ini karena permainan ini serumpun dengan permainan yang menggunakan alat pemukul bola.

Permainan ini tidak menggunakan ukuran waktu seperti sepak bola atau set seperti pada bulutangkis, tennis dan volley. Pemain memainkan seri bola yang disebut “over”. Satu over terdiri dari 6 bola atau lemparan. Pada kejuaraan resmi tim akan memainkan 50 over alias 300 bola dan di One Day International (ODI) Test mereka memainkan 90 over atau 540 bola. Itulah kenapa kriket dimainkan dari pagi hingga petang yang benar-benar “one day”. Eits…….. jangan salah ada yang sampai lima hari lho dan hanya berujung dengan seri. Bagi yang awam inilah Craxy Cricket sudah main berhari-hari eh………….hasilnya draw juga.

Akhir-akhir ini yang lagi ngetrend adalah 20 over seperti pada IPL “India Premier Leage” dan Word Champhionship T20 yang tahun lalu diselenggarakan di Afrika Selatan. Keluar sebagai juara adalah Negara Pakistan. Mau tahu sambutan rakyat Pakistan…? Sehari semalam mereka menyambut tim kesayangannya. Jalan-jalan seantero kota Pakistan penuh sesak orang-orang yang merayakan kegembiraan. Bisa dipastika hari itu kelompok militant juga ikut bergembira sehingga tidak ada bom yang meledak. Di era kepemimpinan Parvez Musharraf ada “Cricket Diplomatic”. Preseiden Pakistan tersebut sering mengadakan pertemuan dengan Negara seterunya India sambil menyaksikan kriket.

Dalam permainan ini tim “bowler” akan berusaha menjatuhkan “stud” yaitu benda yang berada diatas tiga tiang di belakang masing-masing batsman dalam setiap lemparan. Kalau lemparan bola menjatuhkan stud atau bola yang dipukul bisa ditangkap lawan sebelum menyentuh tanah maka “batsman” harus keluar lapangan dan disebut “wicket”. Jika semua pemain terkena wicket praktis tidak ada yang akan melakukan batting dan permainan berakhir sampai di sini.

Tim “batting” akan menghadang bola ke arah tiang dan memukulnya. Pukulan tidak harus kencang dan bisa diarahkan ke segala penjuru mata angin untuk menghindari tangkapan lawan. Dari aksi pukul memukul inilah skor atau run diciptakan. Apabila memukul bola keluar “boundary” tanpa menyentuh tanah berhak mendapat 6 runs, bola menyentuh tanah dan boundary bernilai 4 runs, jika bola tidak menyentuh boundary maka run ditentukan oleh berapa kali batsman lari dari stud yang satu ke stud lainnya. Ini bisa 1 run, 2 run, atau 3 run. Tim akan mengumpulkan sebanyak-banyaknya run untuk memenangkan permainan ini.

Ya itulah sepintas permainan peninggalan penjajah Inggris ini. Saya suka bergurau ke orang-orang India begini” sewaktu Inggris para tentaranya mengajak penduduk India bermain kriket berhari-hari. Kemudian tentara yang lain menguras semua harta kekayaan India ke Inggris”. Nah kalau di Indonesia selain rel kereta api Belanda meninggalkan apa ya……….?

Salam dari Doha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun