Mohon tunggu...
Abu Farannisa
Abu Farannisa Mohon Tunggu... -

seorang karyawan swasta yang mulai suka menulis, webblog saya adalah http://abufarannisa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebiasaan buruk anak yang harus diwaspadai Orang tua

2 September 2011   14:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

anak kadang mempunyai kebiasaan buruk yang harus segera diluruskan karena kebiasan buruk kalau dibiarkan akan menjadi tabiat atau karakter  yang sulit dirubah maka orang tua atau pendidik harus waspada dan jeli mencermati tingkah laku dan kebiasan anak sehingga jika sikap yang janggal atau tidak wajar bisa segera ditangani dan diluruskan. Adapun kebiasaan buruk yang biasa dilakukan anak dan  harus segera diperbaiki antara lain:

Pertama: Suka bohong, Kebiasaan yang sering dilakukan anak adalah suka berbohong, dan bohong dengan mudah mereka lakukan karena mereka belum bisa merasakan akibat buruknya dan belum mampu menimbang resikonya. Walaupun anak melakukan tindakan bohong belum terkena hukum syareat namun orang tua harus tetap waspada dan membimbing anaknya dengan lemah lembut agar kebiasaan bohong tidak menjadi kebiasan dan tabiatnya hingga besar nanti . Ketika orang tua mendapati anaknya berbohong sebaiknya segera menjelaskan kepada anak tentang kejelekan dan akibat yang ditimbulkan  dari perbuatan bohong serta mengajarkan dan membiasakan anak untuk selalu berbuat jujur dan menjelaskan keutamaan jujur bahwa Alloh mencintai orang-orang jujur.

Orang tua harus mengetahui juga bahwa anak berbohong karena ketidaksengajaan atau sekedar main-main dan kelakar saja.

Kedua: Suka Usil, Kebiasan usil sering dilakukan anak dan merupakan karakter kebanyakan anak, karena sifat penasaran anak sangat tinggi dan keinginan untuk mengetahui hal-hal baru cukup besar, maka orang tua harus mengarahkan kepada perkara positif dan tidak boleh teledor karena kebiasan suka usil kalau dibiarkan akan menjadi kebiasan negatif yang menganggu orang lain dan kadang suka merusak barang.

Ketiga: Suka Melawan, Bila anak suka melawan, orang tua harus mencari sebabnya dulu kenapa anak suka melawan, bisa jadi kebiasan tersebut karena anak terlalu dimanja atau sebaliknya anak kurang mendapat perhatian atau tidak mendapat perhatian sama sekali baik dari orang tua, guru maupun orang disekitarnya. Biasanya kebiasaan melawan diungkapkan dengan suka berteriak-teriak, kalau disuruh membantah, suka cari perhatian orang lain dan kadang merusak barang bila hal itu dibiarkan dan tidak diketahui penyebabnya anak akan tumbuh menjadi anak yang kasar, pendendam, dan tidak tahu diri .

Setelah orang tua tahu penyebab kenapa anak suka melawan maka orang tua bisa memulai mencari jalan keluar bila ternyata penyebabnya adalah karena kurang kasih sayang orang tua maka berikan kasih sayang namun jangan berlebih-lebihan, dan kalau penyebabnya karena terlalu dimanja orang tua maka orang tua harus mulai tegas bila anak melakukan kesalahan maka harus segera ditegur jangan ditunda-tunda dengan alasan kasihan, bila ternyata penyebabnya adalah karena kurangnya perhatian dari guru atau kakaknya atau orang disekitarnya maka orang tua harus bekerja sama dengan orang-orang yang terkait untuk melakukan pendekatan, dan kalau ternyata penyebabnya bukan karena semua itu maka orang tua harus mencermati mungkin karena pengaruh media sehingga membuat dia menjadi suka melawan, orang tua dalam hal ini harus benar-benar mengontrol aktifitas anak dan jangan lupa senantiasa berdoa kepada Alloh agar anak-anaknya dijaga dari berbagai mara bahaya yang bisa merusak jasmani maupun agamanya.

Keempat: Kurang Mengenali Bahaya, Kemampuan berfikir dan daya nalar anak masih terbatas sehingga dalam mengambil tindakan kadang kurang tepat maka orang tua harus sabar dan tidak emosiaonal serta harus dengan kepala dingin dan menyelesaikan masalah yang dihadapi anak dengan penuh hikmah sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang matang, tidak emosional, daya nalarnya berkembang, kemampuan analisa tumbuh normal dan bakatnya tersalurkan serta anak semakin dewasa sehingga mampu mengenali tindakan yang membahayakan baik untuk dirinya maupun orang lain.

Merupakan kesalahan besar orang tua adalah jika anak melakukan kesalahan atau melakukan tindakan yang membahayakan dirinya maka orang tua langsung membentak dan meneriakinya bahkan menghardiknya, sehingga anak ketakutan bahkan anak bisa  kaget dan spontan loncat dari atas tangga, pagar, atap atau tempat yang sedang dinaiki karena takut kena dan bisa berakibat fatal karena bisa jatuh.  Maka orang tua harus hati-hati dan

Kelima: Egois dan Cinta Diri, Sikap egois dan kepemilikan merupakan fitrah semua manusia terutama anak dan orang tua tidak perlu menghalanginya dengan melakukan tindakan atau sanksi namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara anak memiliki sesuatu yang dimilikinya. Karena pada usia tertentu anak belum bisa membedakan antara kepemilikan yang sah dengan yang tidak. Anak kadang mendapatkan barang dengan cara merampas, mencuri, merebut milik temannya dan yang lainnya. Dan pada umumnya kebiasaan anak seperti itu terjadi disebabkan karena sikap orang tua yang terlalu pelit dan kurang memenuhi permintaan anaknya.

Keenam: Sikap Keras Kepala, Sikap keras kepala dan membandel sering menghiasi sikap dan tabiat anak karena setiap anak mempunyai kecondongan agar dirinya mendapat pengakuan dan menunjukkan keberadaannya di tengah lingkungan. Orang tua dalam menghadapi masalah tersebut tidak perlu resah dan gelisah selagi tidak menjadi watak dan tabiat yang akan menghancurkan diri anak itu sendiri dan orang tua juga harus peka karena biasanya sifat ini muncul karena perasaan iri dengan barang milik orang lain barang.

Ketujuh: Cepat Bosan dan Kurang Sabar, Cepat bosan dan kurang sabar memang sudah menjadi tabiat anak dan biasanya sifat ini tidak bertahan lama dan gampang berubah-ubah seperti bermain-main ketika sedang belajar, bertanya tidak sesuai dengan materi pelajaran dan main-main baju atau tali atau kabel atau tambang atau bicara dengan teman lainnya saat pelajaran sedang berlangsung, atau kadang bengong. Maka tindakan yang paling tepat adalah mengalihkan perhatian anak kalau anak sudah bosan dengan aktifitas tertentu dan memberi pengajaran disesuaikan dengan umur dan jenjang pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun