Seorang anak yang bernama Jihad Al Maliki, seorang anak tuna netra, sekarang berumur 11 tahun (pada tahun 1434H/2013M), di umurnya 7 tahun sudah hafal Al Quran 30 juz sempurna dan mampu menjawab pertanyaan tentang Al Quran, nama surat serta nomer ayat jika ditanyakan kepadanya, beliau sekarang (1434H/2013M) kelas 6 SD.
Saya terjemahkan beberapa perbincangan di dalam video ini (http://www.youtube.com/watch?v=Tn9OvXEVIlU), Antara Syaikh Nashir Al Quthami dengan Jihad Al Maliki hafizhohumallah, karena di dalam perbincangan tersebut terdapat manfaat dan hikmah yang sangat luar biasa. semoga bermanfaat
1. Menghormati pemimpin dengan memberikan kepada mereka kesempatan pertama
Syaikh Nashir Al Quthami: “Saya tidak akan lebih dahulu dibandingkan pangeran untuk bertanya kepada Jihad?”
2. Tetap Mengenali nikmat Allah dan bersyukur meskipun diberikan ujian dengan keadaan tuna netra
Jihad Al Maliki: “Saya kehilangan penglihatan tetapi tidak kehilangan mata dan pengetahuan”.
3. Jika ingin ada hasil harus usaha, Islam tidak mengajarkan untuk hanya berkhayal tanpa usaha.
Ketika ditanya oleh Syaikh Nashir Al Maliki: “Bagaimana kamu dapat menghafal Al Quran dengan nama surata dan nomer ayat.”
Jihad Al Maliki: “Kamu mendengar ayat, kemudian kamu membaca mengulang-ngulang ayat tersebut dengan menyebutkan nomer ayatnya.”
4. Diberi Kemudahan dan Keahlian harus tetap, tetap dan tetap bersyukur dan mengembalikan semuanya karena kemudahan dari Allah, sebesar apapun keahlian yang Anda dapatkan.
Jihad Al Maliki selalu berkata: “Walillahil hamd (segala puji hanya milik Allah)”.
Ketika ditanya oleh Syaikh Nashir: “Siapa yang memberitahumu tentang nomer ayat?”
Jihad Al Maliki menjawab: “Saya mengetahuinya”.
Syaikh Nashir berkata: “Berarti kamu membaca ayat pertama berarti itu nomer pertama dan selanjutnya, begitukah?”
Jihad Al Maliki berkata: “Iya, Walillahil hamd (Segala puji hanya milik Allah)”.