Mohon tunggu...
Abudzar Alghifary
Abudzar Alghifary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma dalam Sosiologi

6 September 2022   17:21 Diperbarui: 6 September 2022   17:25 3807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paradigma-Paradigma dalam teori sosiologi kontemporer

 

Awal mulanya, istilah pardigma diperkenalkan oleh Thomas Samuel Kuhn (fisikawan amerika) tahun 1922-1996. Dalam bukunya "the structure of scientific revolution". Lalu setelah itu, dipopulerkan oleh Robert dalam bukunya "sociology of sociology" tahun 1970. Menurut Kuhn, paradigma ialah cara mengetahui realita sosial yang dikonstruksi oleh mode of thought/mode of inquiry, lalu menghasilkan mode of knowing yang spesifik. Maksud dari itu ialah cara berfikir yang dalam, dan juga menghasilkan pemikiran. Menurut Kuhn juga, paradigma ialah suatu hal yang berifat fundamental, dimana hal itu berisi apa yang harus dipelajari, pertanyaan apa yang harus diajukan, dan aturan apa yang harus ditaati dalam menjabarkan jawaban yang diperoleh. Misalnya seperti pengertian fakta sosial. Fakta sosial ini akan berbeda pengertiannya dari yang dijelaskan oleh pakar sosiolog dan juga pakar psikolog. Maka dari itu, paradigma sangat penting bagi suatu entitas ilmu pengetahuan. Dari semua yang ada, perbedaan pandangan ini dibagi menjadi 3 hal menurut George Ritzer, yaitu :

  • Perbedaan pandangan filsafat. Pandangan filsafat ini sangat banyak alirannya, seperti aliran filsafat empirisme, materialism, behaviorisme, dan juga idealism. Dari setiap aliran yang ada, tentu penjelasannya juga akan berbeda. Maka dari iu, perbedaan pandangan filsafat sangat mempengaruhi paradigma yang ada.
  • Konsekuensi logis dari pandangan filsafat yang berbeda, maka para ilmuwan dalam mengembangkan teori-teori nya juga akan berbeda. Jika dari pandangan filsafat nya saja sudah berbeda, maka para ilmuwan dalam mengembangkan teori-teori nya juga akan berbeda.
  • Metode yang digunakan dalam memahami dan menerangkan substansi ilmu berbeda antar komunitas ilmuwan lain.

Dari 3 faktor tersebut lah yang membuat paradigma dari ilmuwan satu dengan yang lainnya berbeda.

Adanya keragaman paradigma ini terjadi sejak zaman yunani kuno. Pada hakikatnya, perbedaan paradigma juga tidak selalu bersifat negative, tetapi juga bersifat positif. Karena dari perbedaan paradigma itulah yang membuat ilmu pengetahuan selalu berkembang. Dari semua perbedaan dan perkembangan paradigma yang ada melahirkan suatu dinamika atau dialektika ilmu pengetahuan. Menurut albert Einstein juga, ilmu penetahuan ialah ilmu yang paling berguna bagi manusia. Maka dari itu, ilmu pengetahuan harus terus berkembang. Salah satu hal yang membuat ilmu pengetahuan menjadi berkembang ialah adanya dialektika ilmu pengetahuan yang didasari dari perbedaan paradigma.

Menurut George ritzer, ada 3 paradigma yang terkenal alam sosiologi, yaitu :

  •  Fakta sosial.

Pemikiran ini ialah atas dasar sumbangsi dari pemikiran emile  Durkheim dalam buku nya yaitu "the rules of sociological method dan "suicide". Fakta sosial juga dibuat oleh Durkheim atas dasar antithesis dari comte dan spenser. Comte dan spenser berpendapat bahwa dunia ide adalah pokok bahasan dalam sosiologi. Pendapat ini ditolak oleh Durkheim, karena menurutnya ialah dunia ide bukan pokok bahasan, tetapi hanyalah sebuah konsepsi pikiran. Durkheim juga menyangka bahwa comte dan spenser masih berpegang pada dunia filsafat, dan tidak berdiri sendiri pada ilmu sosiologi. Dari kritik Durkheim kepada comte dan spenser inilah yang membuat Durkheim mempunyai konsep bahwa fakta sosial ialah dinding pemisah antara ilmu filsafat dan ilmu sosiologi. Menurut Durkheim juga, fakta sosial ialah kejadian yang nyata, bukan atas dasar ide-ide pemikiran manusia. Durkheim juga membagi 2 ranah fakta sosial, yaitu fakta sosial material (sesuatu yang dapat dilihat dan dipahami), dan fakta sosial non-material (sebuah ekspresi dan juga ada pada kesadaran manusia).  

  • Definisi sosial.

Paradigma ini dilandasi oleh weber oleh pemikirannya tentang tindakan sosial. weber berpendapat bahwa antara struktur sosial dan institusi sosial saling berkaitan dan bermakna. Tindakan sosial juga bermakna setiap individu yang melakukan tindakan dengan motif baru bisa dibilang dengan tindakan sosial. adapun teori-teori yang mendukung penjelasan tentang definisi sosial, yaitu teori aksi/bertindak. Teori ini dibangun berdasarkan pemikiran weber, durhkeim dan pareto. Menurutnya, individu melakukan suatu tindakan atas dasar pengalaman, dan juga stimulus. Lalu juga setiap individu melakukan tindakan, pasti memiliki motif/tujuan. Dalam teori tindakan sosial, terdapat 4 teori yang mendukungnya, yaitu teori rasionalitas instrumental (tindakan yang rasionalitas), teori rasionalitas nilai (tindakan yang memiliki nilai penting), tindakan afektif (tindakan atas dasar perasaan manusia), dan tindakan tradisional (tindakan atas dasar tradisi/adat istiadat).

  • Perilaku sosial.

Pada perilaku sosial, paradigma ini didasarkan atas karya psikolog, yaitu Frederic skinner, yaitu "beyond freedom and dignity". Menurutnya, paradigma ini berfokus pada kaitannya antara individu dan juga kaitan antara individu dengan lingkungan. Menurut paradigma ini juga, objek studi kajian sosiologi yang nyata ialah perilaku manusia ataupun individu yang terlihat jelas dan mempunyai pelluang besar dalam mengulangnya. Respon dan stimulus dari suatu individu terhadap lingkungannya ialah disebut sebagai  perilaku sosial. menurut skinner, ada beberapa teori yang berkaitan dengan paradigma perilaku sosial, yaitu teori behavioral sociology (berfokus pada proposisi pembberian dan hukuman) dan teori pertukaran/exchange (selalu terjadi take and give dalam dunia sosial).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun