Mohon tunggu...
Abudul anzis
Abudul anzis Mohon Tunggu... Petani - Animator,pelukis petani rumahan

Hobi menonton filem,rutinitas sehari hari tani dan mengmati hal sekitar dan sangat tertarik dengan hal hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wanita Menikahi Pohon sebagai Pasanganya

28 Agustus 2022   00:41 Diperbarui: 28 Agustus 2022   00:51 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto img.okezone.com

Iya ternyata pernikahan ini adalah sebuah wujud protes warga Mexico kepada pemerintah untuk menyelamatkan pohon pohon yang akan ditebang.

Protes dengan cara menikahi pohon sebagai pengatin ramai di perbincangkan sehigga mendapatkan perhatian langsung dari pemerintah.

Warga Mexico yang berpartisipasi dalam protes tersebut berharap agar pemerintah lebih melidungi pohon pohon yang sangat disayangkan untuk di tebang.

Karana warga Mexico tidak ingin terjadinya pengudulan.

Pernikahan serupa juga terjadi bukan hanya di negara Mexico tapi di India pernikah dengan pohon bukan hanya sekali. Tetapi hal ini sering dilakukan sampai sekarang. Tapi beda cerita dan beda tujuan kalo di Mexico bertujuan protes warga untuk menyelamatkan pohon.

Tapi di India negara yang terkenal dengan kuliner kaki limanya atau yang di sebut netizen sebagi" perindapan poenya" juga memiliki budaya yang unik.

Salah satunya adalah menikahi pohon sebagai pasanganya.

Sumber foto img.okezone.com
Sumber foto img.okezone.com

Hal ini terjadi di  wilayah suku yang kusus di India 

Ternyata menikahi pohon merupakan sebuah ritual yang akan dijalani sebelum menikah dengan pasanganya. Hal ini terjadi utuk para mempelai wanita yang dianggap mempunyai tanggal lahir yang sejatinya dilarang untuk menikah dengan lawan jenis yang akan di jadikan sebagai pasanganya tersebut.

Karna tidak kecocokan tanggal atau kalau orang jawa menyebutnya sebagi weton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun