Mohon tunggu...
Abubakar SDasy
Abubakar SDasy Mohon Tunggu... Guru - Guru/Wakil Kepala Sekolah/Guru Penggerak/SMK Sura Dewa Larantuka

hobi membaca/kepribadian baik/topik konten favorit pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jurnal Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara (Aksi Nyata Penerapan Modul 1.1) CGP Angkatan 6

14 September 2022   01:24 Diperbarui: 14 September 2022   01:31 6867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak Pendidikan kita sejak tahun 1922 sudah mengenalkan dan mengajarkan kita pada filosofi pendidikan yang berpusat pada siswa. Hal seharusnya tidak asing bagi semua pemangku kepentingan pendidikan Indonesia.  

Filosofi pendidikan ini mensyaratkan pendidik untuk memberi tuntunan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak secara budi (cipta, rasa, karsa) dan pekerti (tenaga), sesuai dengan kodratnya sang anak. 

Ki Hajar sendiri menggambarkan tuntunan pendidikan yang "ekologis," ibarat petani yang menanam berbagai macam bibit tanaman dan memelihara tanaman tersebut sesuai dengan kodratnya. 

Tuntunan ini bersifat holistik, tak boleh lepas dari pendidikan sosial dan kultural. Ia menghantarkan anak tidak hanya pada ketajaman pikiran, kehalusan rasa, dan kekuatan kemauan, namun juga pada kebulatan jiwa dan kebijaksanaan. 

Ki Hajar mengkritik keras sistem pendidikan yang hanya menekankan pendidikan pikiran saja dan menomorduakan pendidikan sosial. Ki Hajar juga mengkritik keras sistem pendidikan yang mengkultuskan ujian.

Dalam sistem tersebut pelajar tidak akan belajar untuk perkembangan hidup kejiwaannya, tapi untuk nilai tinggi, rapor, dan ijazah. Sistem seperti ini, menurut Ki Hajar, harus diberantas. (Imran Tululi, Menuju Sistem Pendidikan yang Berhamba pada Sang Anak)

Dari dasar inilah saya mencoba menerapkan pembelajaran yang berpihak pada anak dengan melihat kodrat alam sebagai suatu yang harus dituntun untuk merubah lakunya, memunculkan tabiat baiknya dengan memberikan perlakuan yang baik, membimbing dan memberikan contoh yang baik terhadap anak-anak didik. 

Pertama yang harus saya rubah dari diri saya adalah bagaimana menggunakan pendekatan budaya lamaholot yang penuh dengan kesantunan, saling menghargai, Peduli sesama, gotong royong, dan Religius untuk diterapkan di sekolah dan dikelas sebagai suatu kebiasaan yang mampu merubah lakunya.

Selama pendidikan 2 minggu ini saya merasa ada perubahan yang signifikan pada diri saya, terbukti ketika saya mengajar di kelas beberapa hari setelah mengikuti materi yang saya dapatkan di kelas pembelajaran PGP membuat siswa merasa heran, ada yang lain dari praktik mengajar saya, kebiasaan saya ketika mengajar yang pertama saya lakukan adalah menanyakan pekerjaan rumah mereka jika ada yang tidak kerja dan terlambat mengumpulkan maka saya memberikan hukuman dengan cara berlutut di depan kelas, memukul tangan mereka, dan menjewer telinga, bahkan ada yang saya marah dan membentaknya, hukuman berlutut ini saya lakukan selama jam mengajar saya di kelas itu, saya mempersilahkan siswa duduk ketika bisa menjawab pertanyaan dari saya. 

Tetapi ada yang lain kali ini, saya masuk ke kelas dengan  memberi salam sebelum siswa memberi hormat, kemudian menyapa mereka dengan santun dan menanyakan kabar mereka, saya tidak memberikan hukuman dan tidak marah jika ada siswa yang tidak kerja tugas, jika ada masalah siswa terkait belajar, masalah teman, orang tua, keuangan mereka maka saya memberikan penguatan, masukan dan motivasi. Suasana begitu tenang sangat bersahaja saya merasa seolah-olah hilang semua target indikator selama ini saya kejar. 

Setelah memberi motivasi tentang kehidupan, saya mulai dengan menyampaikan materi, kebiasaan saya dulu, memberikan materi dengan menyuruh anak mencatat di depan kelas kemudian saya menjelaskan kadang waktu pembelajaran habis dengan mencatat dan penjelasan saya, siswa seolah-olah tidak diberikan peran dalam proses pembelajaran, kebiasaan ini kemudian saya rubah, saya memberikan judul materi kemudian saya bagi kelompok, masing-masing kelompok membuat pertanyaan-pertannyaan tentang meteri yang di pelajari, kemudian dari pertanyaan itu mereka mencari jawaban dari diskusi kelompok dengan bahan refrensi bebas boleh di ambil dari buku paket, jurnal, internet berbagai sumber. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun