Mohon tunggu...
M Ihsan Apriansyah
M Ihsan Apriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Handwriting Analysis Practitioner (Graphologist) - Hypnotherapist - Mind and Soul Programmer

Cinta dengan pengembangan diri dan parenting

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mother Wound Effect, Sebuah Luka Batin Turun Temurun

8 Maret 2021   10:17 Diperbarui: 8 Maret 2021   10:59 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketahui apakah Anda mengalami Mother Wound

Dalam analisis tanda tangan, cukup sering saya menemukan indikasi seseorang mengalami mother wound. Ada yang tahu apa itu mother wound?

Mother wound adalah luka batin pada diri seseorang yang diakibatkan dari kehilangan atau kurangnya kasih sayang dari sosok seorang ibu. Hal ini biasanya terjadi karena akumulasi hubungan yang tidak sehat antara ibu dan anak atau anak yang menjadi ibu yang menurunkan mother wound dari generasi ke generasi.

Hal ini bisa sebagai cerminan pola pengasuhan seorang ibu terhadap anak-anaknya.

Mother wound juga sering kali dikaitkan dengan elemen yang hilang dari masa lalu, seperti kasih sayang. Hilangnya kasih sayang atau cinta ibu setidaknya muncul dari 3 cara.

  1. Ibu dipisahkan dari anak melalui :
    a. Penyakit Ibu
    b. Kematian Ibu
    c. Perceraian
  2. Anak dipisahkan dari ibu melalui :
    a. Penyakit Anak
    b. Inkubator/rawat inap
    c. Adopsi
  3. Hubungan tidak bahagia dengan ibu melalui :
    a. Perasaan diabaikan
    b. Kekerasan
    c. Tekanan mental dan emosional ibu
    d. Percobaan Aborsi

Orang dewasa yang mengalami Mother Wound ini bisa terlihat dari beberapa hal dalam kehidupan mereka masalah-masalah berikut :

  1. Sering kali merasa tidak mendapatkan persetujuan atau penerimaan dari ibu.
  2. Perasaan khawatir tidak dicintai oleh ibunya seperti kepada saudara atau anggota keluarga lainnya atau merasa sering dibanding-bandingkan.
  3. Sering kali merasa kesulitan berhubungan dengan ibu secara emosional.
  4. Selalu berusaha menjadi lebih baik atau sempurna agar mendapat perhatian atau penerimaan dari ibu.
  5. Merasa tidak nyaman atau tidak aman saat bersama dengan ibu.

Saat cinta atau kasih sayang dari ibu ini terputus secara traumatis maka akan ada rasa sakit secara emosional yang akan dirasakan oleh seseorang yang terkena Mother Wound Effect ini. Efek luka tersebut meliputi :

  1. Perasaan ditinggalkan dan takut kesendirian
  2. Menurunkan kepercayaan diri, kurangnya kesadaran emosional dan ketidak mampuan untuk mengontrol diri.
  3. Merasa hampa dan kesulitan dalam membangun hubungan bermakna dengan orang lain.
  4. Merasa tidak aman sehingga bersikap perfectionis

Mother Wound jika tidak kita atasi maka akan menjadi siklus yang tidak ada habisnya, karena seperti yang kita bahas sebelumnya, Mother Wound ini diturunkan dari generasi ke generasi. Jika orang dengan Mother Wound ini mempunyai anak, maka sangat berpotensi sang anak juga memiliki mother wound.

Dan saya sering kali menemukan tanda-tanda ini pada tulisan dan tanda tangan seseorang. Contoh saya menemukan tanda pada tulisan yang bermakna perfeksionis, ini salah satu tanda seseorang mengalami mother wound.

Saat menjadi orang tua, karena merasa ingin melakukan secara sempurna agar mendapat pengakuan dari ibunya dulu, maka terhadap anak di generasi selanjutnya akan menuntut anak untuk melakukan sesuai standar sempurna si ibu. Dan ini menjadi siklus yang berantai di generasi selanjutnya. Maka tugas kita adalah memutus mata rantai itu agar tidak terjadi kepada anak-anak kita.

Untuk mengatasi mother wound ini, kita harus benar-benar menerima dan melepaskan beban masa lalu kita tentang ibu. Salah satunya dengan teknik Qalbun Salim Healing, teknik terapi ini berfokus pada penerimaan diri dan melepaskan kemelekatan yang terjadi pada masa lalu kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun