Mohon tunggu...
ABU BAKAR
ABU BAKAR Mohon Tunggu... Guru - Guru Otomotif di SMKN 1 Kawali Kabupaten Ciamis

Saya adalah guru Dasar program keahlian Otomotif di SMKN 1 Kawali Kabupaten Ciamis Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

18 April 2023   16:10 Diperbarui: 18 April 2023   16:16 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Jawaban: Pratap triloka Ki Hajar Dewantara terdiri atas tiga semboyan yaitu “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani”. semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi, dan "di belakang memberikan dukungan". Jika dikaitkan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin maka triloka tersebut sangat relevan karena bisa menjadi salah satu faktor penting sebagai acuan dalam penentuan keputusan. Misalnya  kalimat “Tut wuri handayani” yaitu di belakang memberikan dukungan itu mengharuskan seorang pemimpin untuk tetap memberikan dukungan terutama secara moral kepada yang dipimpinnya dalam setiap kebijakan atau keputusan yang dibuat.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Jawaban: setiap orang akan melakukan apa yang dia yakini sebagai landasan hidupnya. Termasuk dalam prinsip-prinsip pengambilan keputusan, orang akan memutuskan sesuatu berdasarkan nilai-nilai atau keyakinan yang ada dalam dirinya. Misalnya jiga sesorang memiliki nilai kebajikan yang berupa kasih sayang kepada sesama maka dalam setiap pengambilan keputusannya akan mempertimbangkan unsur rasa kasih sayang tersebut.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Jawaban: Dalam mengambil sebuah keputusan yang sifatnya dilema etika dan melibatkan dua orang atau lebih tentunya saja dalam prosesnya harus ditempuh dengan sangat hati-hati, salah satunya adalah dengan melakukan komunikasi atau dialog yang konstruktif dengan menggunakan prinsip kemitraan dengan pihak-pihak yang terlibat. Dalam proses dialog tersebut tentunya prinsip-prinsip coaching harus dilakukan yaitu, kemitraan, proses, kreatif dan memaksimalkan potensi. Keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan dalam tahapannya melakukan proses coaching kepada pihak-pihak yang terlibat setelah proses pengujian ternyata lebih efektif hasilnya karena keputusan yang dimbil teresebut merupakan keputusan yang dampak positifnya lebih banyak dan bisa dirasakan oleh semua pihak yang terkait sementara dampak negatif lebih kecil, selain itu keputusan dan solusi yang diambil terkadang merupakan solusi yang dibuat oleh mereka sendiri yang dismapikan pada proses coaching sehingga kesadaran untuk menjalankan keputusan tersebut

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Jawaban: Kemampuan guru dalam mengelola kompetensi sosial emosionalya sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dilema etika, karena guru yang memiliki kompetensi sosial emosional yang baik  akan memiliki kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan, kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi, kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda, kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif, kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok. Semua kompetensi sosial emosional tersebut akan menjadikan keputusan yang diambil menjadi lebih matang baik secara sosial maupun secara emosional.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Jawaban: Seorang pendidik harus memiliki nilai-nilai kebajikan yang mengkarakter menjadi kepribadian seorang guru sehingga semua ucapan dan tindakanya merupakan implementasi dari nilai-nilai kebajikan yang dianutnya, salah satunya adalah pada permasalahan moral atau etika dimana proses penyelesaiannya akan sangat tergantung dari nilai-nilai kebajikan yang dianut oleh pendidik tersebut. Misalnya kasus siswa yang terbukti menggunakan narkoba padahal sudah kelas 12 SMK sebentar lagi lulus sekolahnya. Disitu akan muncul dilema etika yaitu yaitu antara 2 nilai kebajikan, keadilan lawan rasa kasihan. Apakah siswa tersebut harus dikeluarkan karena melanggar aturan sebagai bentuk keadilan dimana peraturan harus ditegakkan tanpa pandang bulu, atau siswa tersebut dimaafkan karena kasihan sebentar lagi akan lulus sekolahnya sambil siswa tersebut dilakukan proses rehabilitasi. Pengambilan keputusannya tentunya saja memerlukan landasan nilai-nilai kebajikan yang dianut oleh pengambil keputusan yang tentunya saja merupakan seorang pendidik.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun