Mohon tunggu...
Abu Jundullah
Abu Jundullah Mohon Tunggu... -

Hamba Allah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengancam Zuragan Qripix = Mengancam Islam!

14 Agustus 2012   06:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:48 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ketawa gak habis-habis nih.

Zuragan Qripix menulis tentang ancaman kepadanya, seperti yang ditulisnya di kompasiana

http://media.kompasiana.com/new-media/2012/08/14/saya-diancam-karena-artikel-kemarin/

yang katanya merupakan respon atas artikel yang dibuatnya berjudul "Ustaz Bayaran, Beda Tipis dengan Pelacuran" (mungkin sudah di hide oleh Zuragan karena alasan keamanan). Dejavu ! Ini mengingatkan pada pengalaman setahun dua tahun yang lalu saat rubrik agama masih ada di kompasiana. Tokohnya waktu itu tidak lain Erianto Anas (sekarang akunnya sudah kena banned oleh admin).

Dulu, artikel dengan judul-judul menyengat seperti yang dibuat Zuragan Qripix, dibuat oleh Erianto Anas (Ernas). Dan posisi Zuragan Qripix adalah seperti "Luken" dan teman-temannya sekarang ini, penentang habis-habisan artikel Ernas. Tidak heran makian dan gelar seperti "perusak Islam, penghujat ajaran Islam, liberalis sekuler, antek Zionis, sekutu setan dan gelar lainnya" diberikan kepada Ernas. Termasuk pengakuan Pepi Fernando si teroris yang sebenarnya akan mengirimkan bom buku ke Ernas. Saya tidak tahu, apakah Zuragan juga ikut mengancam Ernas pada saat itu.

Ramai hujatan, akhirnya admin menghapus rubrik agama sampai sekarang. Namun orang kangen lagi dengan rubrik ini. Bisa dibaca di kompasiana sekarang, artikel mengenai agama dan pemeluk agama bertebaran di berbagai rubrik. Dan di saat ini pula Zuragan jatuh kangen lagi hingga menulis artikel itu. Kalau Ernas atau non muslim yang menulis artikel begitu, pasti langsung di delete admin dan akunnya di banned. Beruntung si Zuragan, mungkin karena senior di Kompasiana dan mungkin juga karena satu aliran pemikiran atau usroh dengan admin sehingga admin membiarkannya J

Menerima ancaman sang jihadis maya Luken, terbayang, Zuragan Qripix berkata dalam hatinya :

"GIle banget si Luken. Dia kagak lihat tampang gue udah jenggotan ala ikhwan, jidat hitam kebanyakan sholat, dan mulut gue udah harum kasturi karena zikir tiap malem. Poligami aja gue dukung sampai habis-habisan. Semua orang yang nulis artikel dukung PKS ... eeh sorry maksudnya dukung Islam, gue bela mati-matian. Eeh, masa sekarang gue yang dibilang perusak Islam ama dia, menghancurkan citra Islam dan para ulama ! Gak mandang gue banget tuh"

Saran saya buat Zuragan : Kayaknye ente perlu nampilin foto kaki anda pakai celana ngatung di atas mata kaki 5 cm lalu anda masukin profil kompasiana ente, biar Luken dan temen-temennya lebih mandang ente . Sekalian jenggot dipanjangin lagi dikit biar lebih salafi. Luken pasti gentar bung J

(just kidding bung, jangan diambil hati).

Moral message dari cerita ini, seperti disampaikan Zuragan Qripix sendiri: terkadang maksud kita baik, tapi salah dimengerti orang. Kita mau mengeritik perilaku sebagian umat muslim, tapi disangka menyerang Islam.

Terkadang orang tidak bisa membedakan antara ajaran Islam (atau agama apapun) dengan pemahaman dia akan ajaran Islam itu. Seolah-olah pemahaman dia itu adalah Islam itu sendiri. Lama-kelamaan terbentuk, pemikiran dia = pemikiran Islam yang sahih dan murni, atau singkatnya, dia = Islam. Akhirnya, segala yang bertentangan dengan pemikiran dia dianggap bertentangan dengan Islam.

Kalau pemahaman demikian yang terjadi pada Zuragan Qripix, maka Zuragan bisa berkata kepada Luken dan teman-temannya: Mengancam Zuragan Qripix = Mengancam Islam!

Topik kampanye Zuragan bisa seperti ini: Selemah-lemah iman adalah orang yang membiarkan Zuragan Qripix terancam. Tercelakah marah karena Zuragan Qripix diancam ?

Lalu Zuragan bisa menggalang massa muslim untuk mendukung pernyataannya itu dan menghancurkan Luken sampai lumat. (Apakah Zuragan dulu melakukan hal ini kepada Ernas ya ? Wallahu 'alam bissawab, Tidak baik berprasangka buruk.

OOT sedikit, tapi masih nyambung untuk menutup pembahasan ini: makanya para orang bijak yang ilmu agamanya sudah tinggi mengatakan: jangan membawa-bawa nama agama dalam ranah politik praktis atau dalam kehidupan public. Cukup gunakan, aplikasikan ajaran agama yang mengajak kebaikan dalam ranah politik, tidak usah disebut-sebut nama agamanya. Kalau ajaran itu hakikatnya baik, tentu diterima semua orang. Dan sebaliknya, walaupun pakai nama agama, pakai simbol-simbol agama, kalau tidak baik, ya tidak diikuti orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun