Mohon tunggu...
Abdillah Toha
Abdillah Toha Mohon Tunggu... -

Lahir di Solo

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Selamat Untuk Jakarta

24 September 2016   02:32 Diperbarui: 24 September 2016   02:52 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warga ibukota patut menadapat ucapan selamat. Tiga pasang calon akhirnya telah diputuskan dan diusung oleh tiga kelompok partai politik untuk bertanding dalam pilkada DKI Februari tahun depan. Dalam pemilihan umum tidak jarang kita dihadapkan untuk memilih yang kurang buruk dari yang buruk-buruk. Kita ucapkan selamat kepada warga Jakarta karena beruntung diberi pilihan diantara yang bagus-bagus. Ini pun membesarkan hati karena berarti bahwa proses demokrasi setidaknya di ibukota negeri kita menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.

Saya bahkan berani mengatakan bahwa kali ini demokrasi kita di  Jakarta lebih maju dibanding demokrasi di Amerika. Negeri yang sering menjadi patokan maju mundurnya demokrasi. Di Amerika yang demokrasinya sudah berjalan ratusan tahun sejak terpilihnya presiden pertama mereka di tahun 1789, kali ini mengalami krisis pemilihan presiden yang akan dilaksanakan pada bulan November tahun ini. Kedua calon presidennya dianggap tidak merepresentasikan warga terbaik Amerika yang berpenduduk lebih dari 300 juta. 

Pilihannya kali ini adalah diantara dua calon presiden, Donald Trump dan Hillary Clinton, yang kedua-duanya mempunyai karakter dan catatan yang mengkhawatirkan. Lebih gawat lagi karena siapapun yang terpilih sebagai presiden Amerika nantinya, akan berpengaruh terhadap kestabilan dan perdamaian dunia.

Di Jakarta pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dan Agus Harimurti- Sylvana Murni jelas berbeda karakter dan latar belakang. Namun, sejauh yang kita ketahui, ketiganya tidak mempunyai beban catatan masa lalu yang merisaukan.

Ketiga pasangan calon kepala daerah DKI itu masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, namun ciri-ciri positifnya lebih menonjol. Mereka muda, relatif muda, sehat, dan energetik. Ketiganya orang terdidik dan bersih. Ketiganya, saya yakin, adalah para demokrat yang matang yang tidak akan melaksanakan kampanye hitam terhadap lawannya. Lebih-lebih lagi saya percaya mereka tidak akan mengunakan argumen primordial dan SARA (suku, agama dan ras) dalam upaya merebut suara pemilih. 

Saya perkirakan warga Jakarta akan disuguhi dengan pilihan dan adu program kerja serta visi masing-masing calon. Bukan adu emosi dan caci maki. Beruntunglah warga Jakarta karena siapapun pemenangnya nanti, warga akan mendapatkan gubernur yang rasional, jujur, dan tulus bekerja untuk kesejahteraan rakyat ibukota. Rakyat tinggal memilih yang terbaik diantara yang baik, siapa yang menurut penilaiannya mempunyai program yang paling menguntungkan warga dan siapa yang dianggap paling mampu memimpin dan mengelola Jakarta dengan ribuan permasalahannya. 

Kita berterimakasih kepada partai-partai politik yang kali ini mampu mengambil keputusan rasional dengan mengusung kandidat-kandidat yang bermutu. Namun demikian, kita meminta kepada partai politik untuk selanjutnya tidak merecoki para kandidat dengan memberikan arahan-arahan yang justru akan mengurangi wibawa kandidat. Para pemilihpun sudah tidak perlu lagi melihat partai pengusung untuk menentukan pilihannya karena yang akan menjadi gubernur nantinya bukan anggota,ketua, atau pengurus partai. Bahkan sebagian besar dari calon gubernur dan wakil gubernur kali ini bukanlah kader-kader partai pengusung. 

Sebagai gubernur, Jakarta perlu dipimpin oleh orang yang bukan sekadar jujur, cakap, tegas, efisien, dan efektif, tetapi juga mampu menginspirasi, mengayomi, dan menggerakkan partisipasi warga dalam mengatasi berbagai permasalahannya. Gubernur yang mampu mewujudkan kehidupan yang layak serta aman, tertib, damai, dan dinamis bagi warganya.

Marilah kita tularkan awal dari proses demokrasi yang baik di ibukota ini kepada daerah-daerah lain dengan memelihara dan mempertahankannya pada proses-proses berikutnya pada tahap kampanye sampai pencoblosan. Setiap warga negara boleh menyatakan keberpihakannya kepada calon tertentu, bahkan berhak ikut dalam kampanye agar calon pilihannya menang dan terpilih, namun dengan tetap memerhatikan dan memenuhi aturan main, hukum, dan etika, agar permulaan yang baik ini dapat berlangsung tanpa gangguan sampai masa pencoblosan. Di era informasi dan internet saat ini dimana desakan untuk mengekspresikan diri sering berlebihan dan tak terkendali, warga juga harus jeli dan pandai menyaring informasi mana yang masuk kategori sampah dan mana yang dapat dipertanggungjawabkan. 

Kepada para kandidat gubernur, kita juga berharap agar tidak terbawa oleh syahwat kekuasaan dan nafsu untuk menang sehingga lupa akan jati dirinya yang baik dan tergelincir kedalam permainan politik yang tidak terpuji. Warga Jakarta akan menilai setiap langkah anda dan bisa berbalik melawan anda bila harapan dan penilaian awalnya ternyata tidak sesuai dengan kenyataan.

Bersyukurlah wahai warga Jakarta atas permulaan yang baik ini dan selamat berdemokrasi yang sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun