Mohon tunggu...
Abrosia Sihotang
Abrosia Sihotang Mohon Tunggu... -

Hidup memadukan Fikir dan Rasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sempurnanya Perjuangan Agustus

19 November 2015   15:52 Diperbarui: 19 November 2015   16:05 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekedar pengalihan sugesti, maka saya memutuskan untuk ngegunung dulu, biar ngak keterusan apesnya. Team yang biasannya solid kok kali ini berbeda banget ya, dari persiapan yang kurang mateng secara pribadi juga secara team, bukan maen, kita harus terobang-ambing beberapa saat di Purwokerto. Berusaha mempositifkan diri dengan anggapan-anggapan yang lama-lama jadi aneh yang sok-sok positif gitu ya, akhirnya harus diakui bahwa memang kita mengalami ketidaksiapan perjalanan kali ini. Hasilnya adalah mengenal sisi lain dari beberapa temen, dan sisinya tidak menyenangkan.

Pertengahan bulan tua pulang dari Gunung HP rusak, entah kenapa, bukan untuk lebih dramatis tetapi memang kerusakan HP kali ini ngak ada sebab, jadi aja gitu pas buka SMS mendada mati dan ngak mau nyala lagi sampe saat ini ketika artikel ini dibuat. Sementara waktu, sampai waktu yang tidak ditentukan menggunakan Tab dulu aja, walau layarnya kaya bawa Tv tapi lumayanlah masih bisa bersua dengan halayak dunia maya dengan paket yang tersisa, ngak keliatan ini gedget yang dipake caat chat. Selang seminggu Tab pun mendadak ngak bisa diapa-apapin, nyala sih cuma ngak mau ngapa-ngapain mungkin kalau manusia istilahknya mati surilah, dikubur tapi belum mati ngak dikubur ngak ada kehidupan.

Padahal kondisi keuangan sedang mati suri juga, terpaksa kredit HP dulu, karena pada kenyataannya saya sudah tidak mampu memprimitifkan diri dengan tidak menggunakan gedget, lagi-lagi Angel si malaikat kembali menawarkan diri dengan pertolongan supernya, dan ternyata saya ngak cocok dengan gedget baru ini, tapi ngak enak bilang-bilang.

Masih banyak hal-hal yang terjadi selama bulang Agustus yang rasanya menggemaskan. Sampai akhirnya saya terjeblos kepada kemalasan yang pekat dan mendalam, kamar kost yang sempit pemampakannya lebih cocok gudang berpenghuni ketimbang kamar tidur. Terbayang malaikan punya rekaman yang adegannya, saya meringkuk diatas kasur yang lusuh dengan pandangan nanar dan lampu yang redup dan sekali-kali mati dan hidup kembali, disetiap pojokannya ada sarang laba-laba, ditemboknya terdapat bala tentara semut sedang latihan baris-berbaris dan gordeng bergoyang-goyang elok karena diterpa angin dari jendela yang tidak tertutup rapat.

Semangat hidup sungguh langka dan hati enggan untuk merasa serta mata memilih untuk terbuka walau tak memaknai apa yang terlihat. Perasaan saat itu tidak mampu terungkap sepurna, marah, kesel, emosi, geram, sedih, dan terhina adalah rasa yang tidak teralokasi dengan tepat.

Bukan ingin menjadi orang yang hitung-hitungan atau lebai tetapi Bulan Agustus 2015 itu adalah masa pengujian terhadap seluruh hidup saya, dari mental, kantong sampai kejiwaan semua dipertaruhkan pada bulan ini.

Terima kasih Kepada Tuhan karena masih diberi kekuatan dan setidaknya sedikit kewarasan yang tersisa masih bisa menuliskan artikel ini setelah Agustus berakhir.

 

LoveLife

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun