Mohon tunggu...
abror badrut
abror badrut Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tadris Matematika Juga Punya Keluarga

8 April 2018   23:09 Diperbarui: 8 April 2018   23:31 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan suku dan ras bukanlah masalah bagi mahasiswa tadris matematika UIN Maliki Malang. Justru mereka lebih bisa rekat karena saling paham antara satu sama lain. Mereka saling memahami perbedaan tersebut untuk dapat saling menghargai kepada yang lain. Karena sesungguhnya perbedaan itulah yang menjadikan keluarga mereka semakin erat.

Menjadi keluarga yang kompak dan harmonis bukanlah suatu proses yang mudah. Pasti banyak sekali masalah-masalah yang mereka hadapi, entah itu muncul dari masalah organisasi atau masalah pribadi. Perselisihan dalam suatu keluarga itu pasti ada, tapi bagaimana cara mereka dalam menyelesaikan suatu masalah tersebut. Mereka sudah berlabel mahasiswa. 

Sudah melewati masa-masa pubertas mereka. Sudah saatnya mereka menginjak kedewasaan mereka. Di dalam suatu keluarga tidak semuanya memiliki karakter yang sama. Pasti ada yang baik, ada pula yang kurang baik. Tetapi sesungguhnya perbedaan karakter itulah yang saling melengkapi keluarga. 

Dari situlah mereka belajar menjadi dewasa, bagaimana mereka menyelesaikan masalah, bagaimana menjadi teman curhat yang baik, bagaimana cara memahami karakter satu sama lain, membimbing teman yang masih belum melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan mahasiswa. Dari situ pula kepekaan sosial mereka terbangun, saling mengasihi dan menyayangi satu sama lain, saling peduli kepada yang lainnya.

Jumlah mereka tidak banyak. Mereka hanya berjumlah 40 orang. Tetapi jumlah yang sedikit itu bukanlah menjadi masalah untuk terpecah belah. Justru mereka akan merasakan rasa kekeluargaan dalam jumlah yang tidak seberapa. Ketika ada satu orang yang akan keluar, mereka akan merasakan berat yang teramat sangat, mereka tidak akan menyangka bahwa akan kehilangan satu anggota keluarga yang sangat mereka jaga. Itulah bukti sederhana bahwa suatu keluarga itu akan menjadi harmonis.

Semoga artikel yang singkat ini dapat dijadikan pelajaran untuk semua orang bahwa keluarga tidak sepenuhnya akan berjalan sesuai yang kita harapkan, tetapi tidak menggugurkan keinginan untuk menjadi indah. Akan ada saatnya mereka menjadi keluarga yang hebat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun