Mohon tunggu...
Abrar Zaen
Abrar Zaen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konten Kreator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Kalimat Tidak Baku Pada Perubahan Perilaku Komunikasi Generasi Milenial Dan Generasi Z DI Era Digital

16 Januari 2024   01:06 Diperbarui: 16 Januari 2024   01:15 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nnc-media.netralnews.com/IMG-Netral-News-User-4598-S5XTFG3H1E.jpg 

Dahulu manusia lebih mengandalkan komunikasi tatap muka dalam menyampaikan pesan kepada komunikan dalam kehidupan sosial. Seiring berkembangnya teknologi internet begitu pesat, telah membawa perubahan interaksi komunikasi dan tatanan komunikasi antarmanusia, yang tadinya lebih mengandalkan komunikasi tatap muka kini bergeser ke arah penggunaan media khususnya internet . Sebelum mengenal gawai, dahulu milenial dan gen Z dalam lingkungan sosial, lebih banyak mengandalkan komunikasi tatap muka dibandingkan menjalin interaksi di media sosial. Pengaruh perkembangan komunikasi, tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang merupakan bagian dari komunikasi publik. Aspek terbesar dari teknologi adalah lahirnya era digital, di mana penggunaan teks dan dalam bentuk kode dapat terbagi dalam proses produksi, distribusi, dan penyimpanan dalam waktu bersamaan sekaligus.

Proses Komunikasi Dari Aktif Menjadi Pasif

Komunikasi milenial dan gen Z sebelum mengenal gawai aktif dalam berkomunikasi, berubah menjadi pasif. Ketergantungan dengan gawai ini telah mengubah perilaku generasi milenial dalam berkomunikasi tatap muka yang sudah dirasakan oleh pengalaman informan Aah sebagai milenial adanya keterlambatan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Artinya, telah ada perubahan perilaku milenial dan gen Z menjadi pasif setelah hadirnya gawai.

"Ya kadang cepat, bisa respon langsung kadang ya kalau sedang serius dengan gawai ya agak terbaikan kalau orang bertanya. Bisa merespon dengan dipanggil satu kali dua kali, tergantung keseriusan melihat gawai. Kadang pertanyaan ditanya ulang kadang tidak."

            Respon yang tidak bisa diprediksi tersebut karena lawan bicara sibuk atau fokus bermain gawai sehingga lawan bicara terabaikan. Komunikasi para informan gawai yang interaktif berubah menjadi pasif. Oleh karena itu, komunikasi antara dua orang terjadi dengan satu fokus gawai dan satu lagi mengajak berkomunikasi. Telah ada gawai sebagai hambatan, lawan bicara ebih fokus bermain gawai. Dengan demikian, respon dari lawan bicara menjadi delay, terkadang lawan bicara yang diajak berkomunikasi bertanya ulang apa pertanyaan yang sebelumnya telah dilontarkan.

            Salah satu penyebab terjadinya perilaku komunikasi pasif ini disebabkan oleh lawan bicara sibuk main gawai. Era digital ini akses internet mudah dan cepat, perubahan perilaku penggunaan gawai pun berubah. Hal itu membuat orang terlena dan sibuk dengan gawainya masing-masing. Sesuai dengan keterangan yang diberikan Acen bahwa kalau dahulu berkomunikasi lebih fokus dibandingkan sekarang. Melihat aktivitas Gen Z saat ini super sibuk dengan gawainya tidak fokus dengan apa yang orang tanyakan, seperti peneliti berkomunikasi kepada Acen yang sedang asyik bermain gawai dan tidak menyimak atau tidak menghiraukan posisi peneliti yang berada di sampingnya. Sebaliknya, jika peneliti sibuk bermain gawai, disapa oleh Acen peneliti juga tidak fokus berkomunikasi dengan Acen.

            Perkembangan teknologi telah menyebabkan berkurangnya frekuensi individu untuk saling bertatap muka. Semua kebutuhan untuk berinteraksi dapat dipenuhi dengan memanfaatkan teknologi. Seorang nasabah bank tidak perlu berulang kali bertemu dengan petugas teller bank. Fungsi dan peran teller bank telah tergantikan oleh mesin ATM (Automatic Teller Machine atau Anjungan Tunai Mandiri) yang mampu melayani nasabah selama 24 jam di mana saja, tanpa harus mengantri lama, atau menulis formulir tertentu.

Tidak Fokus dalam Berkomunikasi 

            Tidak fokus dalam berkomunikasi dapat menyebabkan diskomunikasi. Informasi yang disampaikan tidak seutuhnya diterima oleh komunikan. Bermain gawai merupakan hambatan dalam proses komunikasi interpersonal antara satu orang dengan orang lainnya. Hambatan ini merupakan temuan peneliti berdasarkan observasi dan wawancara mendalam dari informan- informan mengungkapkan tidak fokus dalam berkomunikasi, pengalaman informan ini berasal dari milenial dan gen Z yang menceritakan ketika mereka di posisi sebagai bagian dari komunikator

mengungkapkan kekesalan kepada orang yang fokus mendengar apa yang disampaikan. Pada posisi lain, saat orang mengajak informan berkomunikasi, ia malah sibuk bermain gawai tidak memikirkan bagaimana perasaan lawan bicara. Komunikator dan komunikan dalam membahas satu hal menjadi tidak jelas topik pembahasannya dan terkadang komunikan tidak menjawab pertanyaan dari komunikator. Dalam berkomunikasi, perilaku milenial dan gen Z tidak focus memerhatikan apa yang disampaikan oleh komunikator. Perubahan perilaku komunikasi bisa satu waktu terjadi yang dipengaruhi oleh situasi dan lingkungan sekitar. Perkembangan digital membuat perubahan perilaku juga terjadi pada Albert, lewat pengalaman pribadinya bahwa ia merasakan perubahan perilaku komunikasi yang terjadi.

https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/files/news/normal/2a4f7ce648a286d69d2a1c1c2935baa8.jpg 
https://pemberdayaan.kulonprogokab.go.id/files/news/normal/2a4f7ce648a286d69d2a1c1c2935baa8.jpg 

KESIMPULAN

 

            Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas bersama teori yang digunakan dalam penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan. Perilaku milenial dan generasi Z yang semula interaktif sebelum menggunakan gawai, setelah menggunakan gawai proses komunikasinya menjadi pasif, tidak terjadi komunikasi efektif. Berbekal pengalaman milenial dan gen Z, era digital mengurangi komunikasi tatap muka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun