Mohon tunggu...
Abram Joel
Abram Joel Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Pasca Kolonial dengan Konflik Israel dan Palestina

4 April 2024   12:54 Diperbarui: 4 April 2024   12:54 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori pascakolonial memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana sejarah kolonialisme dan penjajahan telah memengaruhi dinamika konflik di Gaza. Hal ini disebabkan oleh ketidakadilan politik yang berasal dari janji-janji kolonialisme yang tidak dipenuhi dan pembagian wilayah yang tidak adil. Dengan memahami konteks setelah kolonialisme, kita dapat melihat bagaimana kolonialisme masih terasa dalam konflik dan bagaimana hal ini berdampak pada dinamika konflik saat ini.

Sementara itu, lensa Orientalisme membantu kita memahami bagaimana pandangan stereotip dan pembagian biner antara 'Barat' dan 'Timur' dapat memengaruhi persepsi terhadap konflik Gaza. Orientalisme dapat memperkuat asumsi negatif terhadap peradaban Timur, seperti pandangan Huntington tentang 'benturan peradaban', yang dapat menyederhanakan kompleksitas konflik dan mengaburkan pemahaman tentang akar masalah yang sebenarnya. Dengan memahami bagaimana orientalisasi Barat terhadap Timur dapat memengaruhi persepsi terhadap konflik, kita dapat lebih waspada terhadap stereotip dan asumsi negatif yang dapat memperburuk konflik tersebut.

Warisan kolonialisme masih mempengaruhi konflik di Gaza. Pembagian wilayah Palestina oleh Inggris dan pendirian negara Israel telah menciptakan ketidakstabilan politik dan ketegangan antara kedua belah pihak. Selain itu, pembangunan pemukiman Yahudi di wilayah Palestina yang diduduki oleh Israel terus menjadi sumber ketegangan dan konflik. Dalam upaya untuk mencapai perdamaian di Gaza, banyak negara dan organisasi internasional telah berusaha untuk memediasi antara Israel dan Palestina. Namun, solusi yang komprehensif dan berkelanjutan untuk konflik tersebut masih sulit dicapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun