Mohon tunggu...
Abdul Rahim
Abdul Rahim Mohon Tunggu... Administrasi - Bertani, dan menulis buah-buah pikirnya, dalam mengisi masa purna bhaktinya - untuk kemanfaatan yang lebih luas

Sehari-hari menikmati hawa segar udara Palangisang, sebuah desa di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Memiliki hobi membudidayakan lebah madu, untuk itu sangat tertarik menerapkan filosofi kebaikan lebah madu dalam kehidupan sehari-hari – termasuk kehidupan berdemokrasi. Tertantang untuk berbagi pengalaman tentang sistem dan perubahan pola perilaku. Selalu berupaya menerapkan pola pikir global namun bertindak lokal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keberlanjutan Indonesia, dari Presiden Pertama hingga Presiden Ketujuh

14 Mei 2024   12:23 Diperbarui: 15 Mei 2024   07:59 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awareness of Wisdom (kesadaran untuk menjadi bijaksana) yang bermakna menciptakan kebahagiaan melalui kearifan dan kebijaksanaan. Orang yang bijak itu orang yang mampu menyampaikan kebenaran tanpa menyakiti orang lain. Orang yang bijak adalah yang menyampaikan kebenaran tanpa menyakiti hati siapapun. Pemimpin yang tidak menyakiti rakyatnya atau seorang atasan yang tidak menyakiti bawahannya. Setiap pemimpin ada masanya, dan setiap masa ada pemimpinnya. Dan ada adagium yang menyatakan bahwa: "Lebih baik dipimpin oleh seorang penjahat selama tiga hari". Itulah sebuah ungkapan yang kedengarannya baik, namun secara hakikat, sebetulnya tidak benar. 

Indonesia sejak diproklamirkan pada tahun 1945 telah memiliki pemimpin yang dinamakan 'Presiden'. Presiden Republik Indonesia yang pertama adalah Ir. Sukarno. Beliau adalah Proklamator atas nama Bangsa Indonesia. Sebagai pemimpin Bangsa Indonesia yang memahami jiwa bangsa sedalam-dalamnya dan mengamalkan sebaik-baiknya. Dalam irama jiwa musyawarah yang sintesa atau perpaduan, Bung Karno dalam pidato kenegaraan pada tanggal 17 Agustus 1953 berpesan,"Janganlah hendaknya kita antara kita menarik garis-garis demarkasi, seolah-olah berkata ini golonganku, itu golonganmu, ini tempatku, sana tempatmu."

Pembangunan karakter bangsa (nation and character building) yaitu 'BERDIKARI' (berdiri di atas kaki sendiri). Sistem dan nilai demokrasi yang didukung oleh budaya bangsa. Dengan demokrasi, kita ingin menjadi bangsa yang rakyatnya berdaulat. Bebas dari kepentingan asing, merdeka dari belenggu feodalisme, dan mampu mensejahterakan diri berdasarkan prinsip keadilan dan kebenaran serta kebaikan (kemaslahatan bangsa). 

Bagaimana agar bangsa ini tetap memiliki kebanggaan sebagai bangsa indonesia yang memiliki pemimpin yang berkarakter dan berkompetensi. Pemimpin yang senantiasa berpikir, merasa, dan bertindak demi bangsanya. JAS MERAH: Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Usia bung Karno saat menjadi Presiden RI adalah 44 tahun.  

--------------------------

Presiden Republik Indonesia yang kedua adalah Soeharto di usia 46 tahun. Beliau adalah Panglima ABRI memiliki Wakil Presiden: (1). Sri ultan Hamengku Buwono IX (1973-1978), (2). Adam Malik (1978-1983), (3). Umar Wirahadikusumah (1983-1988), (4). Sudharmono (1988-1993), (5). Try Sutrisno (1993-1998), (6). B.J. Habibie (1998).

Peran Wakil Presiden sangat besar, misalnya: Sri Sultan HB IX secara khusus berperanan dalam mengidentifikasi setiap masalah-masalah dan mengusahakan pemecahannya yang perlu, khususnya di bidang Kesejahteraan Rakyat. 

Adam Malik, mewakili Presiden dalam KTT GNB (Gerakan Non Blok) di Havana, Kuba pada tahun 1979, dan Umar Wirahadikusumah, mengawasi jalannya pembangunan Nasional. Sudharmono membenahi birokrasi dan menekan korupsi (membuka tromol pos 5000). Try Sutrisno meningkatkan pengawasan (fungsi pengawasan lewat tromol pos 5000), dan BJ. Habibie, khusus di peraturan politik global melalui sejumlah organisasi dunia seperti PBB, gerakan Non Blok, APEC, OKI, Kelompok G7, Kelompok G8, ASEM dan ASEAN.

"HANYA SEBUTIR PASIR YANG DAPAT KAMI BERIKAN UNTUK MEMPERKOKOH PONDASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA."

--------------------------

"INDONESIA HARUS MENGANDALKAN PADA SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERBUDAYA, MERDEKA, BEBAS, PRODUKTIF, DAN BERDAYA SAING TINGGI." (1998-1999)

Prof. Dr. Eng. BJ. Habibie, Presiden RI ketiga, menjadi Presiden di usia 62 tahun. 

Sikap mental seperti dimaksudkan Lao Tzu,"...Jika engkau hanya mengerjakan segala sesuatu sebatas apa yang diharapkan darinya, maka engkau tak ubahnya seorang budak. Namun jika engkau mengerjakan lebih dari yang diharapkan, barulah engkau menjadi manusia yang bebas.

Manusia, sesuai dengan profesi masing-masing, mau memberi dan bekerja (give and work) lebih dari apa yang diharapkan, lebih dari target dan KPI (key performance indicator). Artinya ia telah berani, bersedia, dan mampu menetapkan sendiri batasan-batasan kerja dalam hidupnya (tidak lagi oleh pihak eksternal).

--------------------------

Presiden Republik Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid, pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menjadi Presiden di usia 59 tahun. Beliau memiliki ungkapan,"TIDAK ADA KEKUASAAN YANG LAYAK DIPERTAHANKAN DENGAN PERTUMPAHAN DARAH (2001)."

Keadilan adalah menerangkan apa yang tersembunyi oleh kekuasaan. Keadilan adalah penyatuan kembali relasi kemanusiaan yang dipisahkan oleh kejahatan. Oleh karena itu keadilan sesungguhnya seharusnya menimbulkan kelegaan batin yaitu dengan melepaskan beban dendam dan kepentingan politik. 

Kebijakan Gus Dur yang dianggap kontroversial adalah: 

1. Pada tanggal 31 Maret 2000, berkeinginan mencabut TAP MPRS No. XXVI/1966 tentang Partai Komunis Indonesia (PKI). 

2. Pada tanggal 3 April 2000, membuat perjanjian dengan GAM (Gerakan Aceh Merdeka). 

3. Januari 2021, menyatakan akan mengeluarkan dekrit dan membubarkan DPR.

--------------------------

"BENDERA TELAH AKU KIBARKAN, PANTANG SURUT LANGKAHKU, WALAU TINGGAL SENDIRIAN" (28 Oktober 1998).

Presiden Republik Indonesia kelima, Megawati Sukarno Putri, di usia 54 tahun yang naik menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid. Setelah menjadi RI 1, ia melakukan pertemuan dengan Thabo Mbeki yang memimpin Afrika Selatan dari tahun 1999 hingga 2008; yang sewaktu menjadi Wakil Presiden bertemu dengan Presiden Thabo Mbeki yang keturunan Syeh Yusuf di Perkampungan Makassar di Afrika Selatan. Mega mengaku banyak menggali masukkan termasuk bahwa di Afrika Selatan ada seorang Ulama besar berasal dari Sulawesi Selatan yang pada zaman perjungan kemerdekaan, dibuang ke sana. 

--------------------------

Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden pada usia 55 tahun. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Menko Polkam (Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan). Presiden RI keenam ini, didampingi oleh Wakil Presiden Muhammad Yusuf Kalla - JK, mendampingi SBY bukan semata-mata persoalan mengatasi pertumbuhan ekonomi semata yang diramalkan mencapai 4,5 - 5 persen. Akan tetapi juga, bagaimana seorang pemimpin mampu mengatasi masalah yang terjadi dengan syarat kerja keras dan keberanian mengambil resiko.

"KEKUASAAN ITU MENGGODA, GUNAKAN DENGAN AMANAH UNTUK KEPENTINGAN BANGSA." (2014)

Agenda pembangunan RI di bawah kepemimpinan SBY - JK:

* Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

* Peningkatan kualitas demokrasi.

* Peningkatan kualitas penegakkan hukum.

--------------------------

Menelaah kembali yang diawali oleh Presiden RI pertama dengan JAS MERAH, sampai diakhiri oleh Presiden RI keenam dengan "KEKUASAAN ITU MENGGODA, GUNAKAN DENGAN AMANAH UNTUK KEPENTINGAN BANGSA (2014), dengan agenda pembangunan  masing-masing periode kepemimpinannya. Inilah yang diungkapkan penulis dengan judul tulisan di atas. Judul tersebut dapat dimaknai pula bahwa Presiden RI ketujuh, Joko Widodo melalui konsep ideal diawal pemerintahannya yaitu 'REVOLUSI MENTAL'. Memang konsep ini awalnya merupakan visi pribadi, karena cita-cita ini atau citra ini adalah menjadi citra masa depan masyarakat Indonesia. 

Elit negara hukum (seharusnya) tahu melaksanakan dan menjaga perundang-undangan demi tata kehidupan nyata ketika mereka tidak tahu, tidak menjaga, apalagi menjalankannya, lalu membiarkan kekacauan di Mayapada, apa yang diakibatkan?

Kacaunya manajemen bernegara karena keberadaan aturan buatan sendiri yang tidak terhormat,"Semua bisa diatur". Kata politisi,"Ada peluang (korupsi) kenapa harus dibenahi?" kata birokrat.  

Jangan-jangan, sejak pembuatan UU memang sudah penuh 'pengaturan' untuk kepentingan para pembuatnya? Bukan demi kehidupan bersama atau tujuan negara. Bila benar, toh tidak salah. Karena luar biasanya kompleksitas permasalahan negara, bahkan menyepakati 'deskripsi tujuan negara'pun sulit. 

Manajemen bidang apapun menyebut 'tujuan' sebagai azas pertama dan utama, yang akan menggerakkan seluruh komponen organisasi. Tujuan Negara Indonesia sangat beragam, artinya tidak punya. Apalagi ketika GBHN (Garis-garis Besar Haluan Negara) menghilang, 'membangun manusia seutuhnya', 'masyarakat adil dan makmur', 'masyarakat bertakwa sejahtera', dan masih banyak sesuka hati kita (entah sumbernya). 

Paling banyak disebut adalah 'melindungi, memajukan kesejahteraan, mencerdaskan, dan ikut dalam ketertiban dunia'. Penggalan kalimat ini berada di dalam Pembukaan UUD 1945. Alinea tersebut dikenal sebagai tugas pemerintahan, bukan tujuan negara. Hemat saya, tujuan negara berada di alinea 2, yaitu mengantarkan rakyat agar merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. 

Jadi setelah Indonesia mencapai kemerdekaan di tahun 1945, zaman berganti yang dikenal dengan Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Dari ketiga orde ini, Indonesia telah dipimpin oleh 6 (enam) orang Presiden yang masing-masing memiliki pernyataan atau 'Syahadat', seperti telah diuraikan di atas. Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan satu siklus yang berbentuk segi enam atau heksagonal, seperti bentuk sel pada sarang lebah. Kemudian masuk bentuk/sarang baru dari Presiden Indonesia ketujuh, Joko Widodo dengan Revolusi Mentalnya. Hal ini membawa Indonesia menuju Orde Restorasi atau Orde Pemulihan kembali sesuai dengan kultur bangsa, menuju generasi emas 2045, yang tinggal 21 tahun lagi. Kalau diandaikan kemudian disaat masa Prabowo - Gibran sama dengan masa pemerintahan Jokowi sebanyak dua periode (2024 - 2034), maka Presiden RI berikutnya (2034 - 2044) adalah .......

Ingat 'Restorasi Meiji' di Jepang yang digagas oleh Mori Arinory - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Jepang yang membuat Jepang bermartabat dan disegani dari segala aspek.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun