Hatimu,hatiku...angin mana yang membawa kita bertemu.
Dendang suaramu membuat kumbang jatuh.
Aku cemburu.
Pedih kurasa, melihatmu menjadi impian banyak lelaki,
karena aku lemah, dan hanya sekedar teman biasa saja.
Ada jiwa yang berharap disini,tahukah kamu ?
Ah... sepertinya kamu tak tahu, tak peduli pada sepotong hati.
Anak sungai ini penuh batu tajam, tapi harus kulalui juga.
Mendekap erat, sepotong hati yang rapuh dan mudah terluka.
Bimbang aku memilih tapi harus tetap dipilih.
Aku tidak punya apa apa untuk kuberikan padamu,
selain sepotong hati rapuh dan mudah terluka.
Kalau tak ada jalan untuk memilikimu, lalu kenapa kita bisa bertemu ?
Begitu lama kudekap hati yang sakit sakitan,
berharap kau raih disatu saat, tapi itu tak pernah kau lakukan,
dan sekarang dia mati dalam dekapan.
Hatimu,hatiku...satu hati telah mati untuk hati seorang kekasih.
Gandul, 3 November 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H