Mohon tunggu...
Muhammad Fadil
Muhammad Fadil Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

"Membaca meningkatkan pengetahuan, Menulis akan menambah kosa kata baru, dan Perpustakaan adalah lokasi terbaik untuk mendapati keduanya"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perpustakaan Terbaik adalah Suara Rakyat

5 Agustus 2023   07:00 Diperbarui: 5 Agustus 2023   07:06 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar diambil dari librarianshipstudies.com

"Bad libraries build collections, good libraries build services, great libraries build communities."

-- R. David Lankes

Terbesit dalam pikiran pada kalangan masyarakat apabila sebuah perpustakaan jika di visualisasi yaitu sebuah bangunan dengan banyaknya buku yang tersimpan, bagi pemustaka/rakyat yang mengenal sedikit lebih jauh mendefinisikan perpustakaan ialah buku-buku berjejer dengan judul atau pemahaman dan konsep yang sama tertata rapi. Pengunjung perpustakaan yang dominan datang dan meminjam buku akan menceritakan sebuah perpustakaan ialah pusat informasi, dikarenakan ada petugas perpustakaan yang memandu pemustaka untuk mencari bahan koleksi dan dikelola baik oleh institusi.

Dari banyak keragaman para pemustaka dalam mengartikan perpustakaan, mereka hanya masuk tahap membangun layanan jika dilihat dari sudut pandang pustakawan. Hal itu memberikan peringkat perpustakaan hanya mencapat level standard dan tidak memasuki nominasi perpustakaan terbaik versi pustakawan itu sendiri. Bagaimana tidak? Jika kita menelisik lebih jauh makna perpustakaan bisa dilihat pada undang-undang yang berbunyi :

Ilustrasi gambar diambil dari pixabay.com
Ilustrasi gambar diambil dari pixabay.com

"Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan karya rekam secara profesional dengan system yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka"-UUD no 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan.

Menyangkut tentang undang-undang, ia adalah hukum yang ditetapkan dan merupakan dalil bagi pengambil keputusan dari cara yang berbeda menurut sudut pandang. Interpretasi tentang perpustakaan adalah sebuah pelayanan pemustaka untuk sumber informasi, menjadikan literasi informasi tidak memiliki akses penuh terhadap pemustaka/ rakyat yang menginginkan sebuah informasi pada bidang pendidikan, penelitian, pelestarian, dan informasi untuk diterapkan pada masyarakat.

Literasi informasi menurut Chartered Institute of Library and Information Professionals (CILIP), "literasi informasi adalah kemampuan berpikir secara kritis dan menarik penilaian secara berimbang terhadap seluruh informasi yang ditemukan dan digunakan. Kemampuan ini bermanfaat bagi seseorang untuk mencapai dan mengekspresikan pandangan yang berbasis informasi yang memadai serta untuk terlibat sepenuhnya dalam masyarakat."

Ilustrasi gambar diambil dari pixabay.com
Ilustrasi gambar diambil dari pixabay.com

Apa point yang bisa ditangkap dari literasi informasi?

Literasi bisa kita analogikan sebuah jembatan informasi, ibarat pohon ia hanya menjadi batang yang memberi akses pada batas akar dan daun agar bisa menghasilkan buah. Banyak cara meningkatkan level perpustakaan menjadi puncak tertinggi, salah satunya meningkatkan kapabilitas pustakawan. Pustakawan adalah sosok penting dalam menjalankan ekosistem informasi yang berada pada pusat informasi/perpustakaan. Tugas pustakawan telah dicantum lewat undang-undang yang berbunyi  "Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan."-UUD No 43 Tahun 2007

Pertanyaannya, bagaimana pustakawan menilai institusi pengelola koleksi menjadi kategori perpustakaan terbaik dari segi pengelolaan dan pelayanan kepada pemustaka?

Ilustrasi gambar diambil dari librarianshipstudies.com
Ilustrasi gambar diambil dari librarianshipstudies.com

Menurut R. David Lankes, seorang  Profesor Perpustakaan Virginia & Charles Bowden di Universitas Texas di Sekolah Informasi Austin. Membagi 3 Kategori dan merupakan tahapan untuk membangun perpustakaan yaitu perpustakaan buruk, baik dan hebat. Membedah dari pernyataan tersebut akan memberikan gambaran bagi pustakawan dalam menilai perpustakaan terbaik dan suara rakyat /apresiasi menentukan nilainya.

  • Bad libraries build collections 

Membangun koleksi perpustakaan adalah tahap awal dalam mengenalkan sebuah perpustakaan. Hal tersebut akan menjadi identitas institusi pengelola koleksi dan berperan penting untuk menyediakan pengetahuan yang sesuai bagi pemustaka, terutama koleksi perpustakaan yang didasari kebijakan pengembangan koleksi. Contoh membangun koleksi atau library identity adalah Aspek kelembagaan, Pendanaan, Sumber daya manusia, Gedung/ruang perpustakaan, koleksi bahan pustaka.

Kenapa perpustakaan buruk adalah membangun koleksi menurut R. David Lankes?

Pandangan R. David Lankes tentang perpustakaan buruk membangun koleksi ialah sebuah statement untuk menunjukkan perpustakaan memiliki tahapan-tahapan yang mana sebuah perpustakaan ada semacam transformasi setiap waktu. Apabila transformasi ini tidak berjalan akan menimbulkan dampak buruk bagi perpustakaan. Sebuah pengembangan perpustakaan memberikan reaksi kontradiktif  pada masyarakat yang menyebarkan stigma tentang perpustakaan ialah sebuah gudang buku. Pernyataan tersebut bisa ditepis jika seorang pustakawan tidak hanya berinovasi untuk membangun koleksi seperti analisis komunitas, kebijakan seleksi, seleksi pustaka, pengadaan, penyiangan dan evaluasi koleksi. Lebih dari itu, pustakawan harus selalu membangun ide, kemudian ide tersebut akan memberikan dampak positif internal maupun eksternal di perpustakaan

  • Good libraries build services

Perpustakaan baik membangun layanan merupakan tahap selanjutnya dalam pengembangan perpustakaan, membicarakan pelayanan pada perpustakaan adalah kegiatan perpustakaan untuk menghubungkan jasa layanan informasi terhadap pemustaka sehingga memberikan dampak temu kembali informasi.  Secara umum, layanan perpustakaan dibagi menjadi 2 macam, yakni layanan teknis (aktivitas mempersiapkan bahan untuk disajikan kepada pemustaka), dan layanan pemustaka (pemanfaatan koleksi yang sudah disiapkan). https://duniaperpustakaan.com

Beberapa jenis system layanan perpustakaan ialah system layanan terbuka (open acces), system layanan tertutup (close access) dan system layanan campuran (mixed access). Jenis-jenis layanan perpustakaan diantaranya :

1. Layanan Pengadaan Koleksi

2. Layanan Pengolahan

3. Layanan Sirkulasi

4. Layanan Referensi

5. Layanan Serial Berkala

6. Layanan Preservasi dan konservasi

7. Layanan Tandon.

Penjelasan tentang semua layanan perpustakaan ialah bukti sebagian besar perpustakaan hanya mencapai pada tahapan membangun layanan atau library existence. Bentuk transformasi pengembangan perpustakaan dari membangun koleksi bertransisi menuju membangun layanan dilihat dari pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Contoh kasus pelayanan pada perpustakaan ialah memberikan informasi yang bersifat tulisan dan di rekontruksi menjadi informasi yang berbentuk visualisasi seperti video. Istilah informasi tersebut dinamai oleh pustakawan yaitu kemas ulang informasi.

Meskipun ada perubahan yang nyata dari tahapan pertama ke tahapan kedua, tapi untuk menjadi perpustakaan terbaik masih ada yang belum masuk kualifikasi dan penilaian secara menyeluruh menurut R. David Lankes.

  • Great libraries build communities

Membicarakan tentang perpustakaan hebat membangun komunitas, ada baiknya kita mengetahui dulu apa maksud dari sebuah komunitas dan hubungannya pada perkembangan perpustakaan. Menurut Etienne Charles Wenger seorang ahli teori dan praktisi pendidikan, tentang teori kognisi situasional dan karyanya yang lebih baru di bidang komunitas praktik, menyebutkan komunitas adalah sekumpulan orang yang saling berbagi masalah, perhatian atau kegemaran terhadap suatu topik dan memperdalam pengetahuan serta keahlian mereka dengan saling berinteraksi secara terus-menerus.

Apa hubungan perpustakaan dan komunitas?

Perpustakaan adalah sebuah pusat informasi, dan menjadi suatu brand bagi tempat temu kembali informasi. Beberapa indikator membuat perpustakaan harus berkecimpungan ke masyarakat. Jika kita memvisualisasikan perpustakaan dengan perumpamaan dari toko/mini market. Produk makanan adalah buku, kasir adalah pustakawan, bahkan organisasi, visi dan misi sama, persamaan ini disebabkan oleh pendukung yang memberi pondasi, salah satu contohnya lembaga atau perusahaan. Hanya saja, produk yang dijual bukan untuk memberikan asupan gizi pada kepuasan tubuh tapi memberikan asupan pada pikiran.

Dari beberapa pengertian itu kita bisa menyimpulkan siapa yang membangun sebuah brand/ perusahaan menjadi lebih besar? Masyarakat tentunya. Secara tidak langsung masyarakat menggaungkan sebuah promosi apabila sebuah perpustakaan atau minimarket mempunyai keunikan bahkan keperluan yang diperlukan oleh masyarakat. Masyarakat adalah perkumpulan, dan perkumpulan membuat sebuah komunitas, undang-undang tentang perpustakaan menyebutkan bahwasanya : "Masyarakat adalah setiap orang, kelompok orang, atau lembaga yang berdomisili pada suatu wilayah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang perpustakaan."-UU No 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan

Kembali kepada judul yaitu Perpustakaan Terbaik adalah Suara Rakyat menjadikan symbol kemajuan perpustakaan didasari oleh peran masyarakat. Salah satu contoh kasus bagaimana perpustakaan bergerak melalui masyarakat dan membangun kegiatan literasi melalui komunitas. Kita ambil dari komunitas kelompok tani, pustakawan bergerak memberikan bahan koleksi bahkan referensi. Keunikan dari kegiatan perpustakaan tersebut adalah salah satu contoh paling mudah, pustakawan secara tidak langsung memberikan dampak yang positif dan menjadikan perpustakaan sebagai alat masyarakat memajukan literasi informasi.

Konklusi dari berbagai aspek tersebut memberikan suatu kategori perpustakaan hebat membangun komunitas, dikarenakan penggerak literasi informasi tidak perlu menentukan nilai dari sebuah perpustakaan, rakyat telah mengetahui harga dari sebuah informasi yang disediakan oleh perpustakaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun