Aku berbincang pada ranjang. Apakah rasa ngantuk juga kamu beri?
Mungkin tidak!! Karena rasa tuhan berikan, bukan kita ciptakan. Dialog monolog malam mulai panjang karena rasa.
Mungkin, kita mampu membeli ranjang empuk, tapi tuhan yang berikan rasa ngantuk. Pikirku.
Mungkin, kita mampu membeli makan, tapi tuhan yang berikan rasa lapar dan kenyang. Pikirku
Mungkin, kita mampu menerima wanita karena suka, tapi tuhan yang berikan rasa cinta. Pikirku.
Lama berdebat pikiran, mata telah pamit pada malam. Tertidur tentang rasa yang belum terjawab oleh kata.
Kepahiang, 14 oktober 2022.
Muhammad Fadil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H