2. Kombinasi maanan dengan indeks glikemik berbeda
Menggabungkan makanan indeks glikemik tinggi dan rendah secara bersamaan, akan membuat nilai indeks glikemik keseluruhan makanan tersebut menjadi lebih rendah.
3. Tingkat kematangan makanan
Indeks glikemik pada beberapa jenis buah, seperti pisang, akan meningkat seiring dengan kematangannya. Semakin matang buah pisang, semakin manis dan tinggi pula indeks glikemiknya
Indeks glikemik juga berpengaruh pada pola makan.
Makanan dengan indeks glikemik rendah sering disebut sebagai makanan yang lebih sehat, karena tidak membuat gula darah melonjak secara signifikan. Hal ini bermanfaat bagi penderita diabetes untuk mengatur pola makan dan mengontrol kadar gula darah.
Jenis karbohidrat di dalam sebagian besar makanan dengan indeks glikemik rendah juga dapat membuat yang mengonsumsinya merasa kenyang lebih lama, sehingga baik untuk menurunkan atau menjaga berat badan tetap ideal. Meski demikian, indeks glikemik sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya acuan untuk menjalankan pola makan sehat. Berikut ini adalah beberapa alasannya:
1. Dua jenis makanan yang mengandung jumlah karbohidrat sama dapat memiliki indeks glikemik yang berbeda.
2. Tidak semua makanan dengan indeks glikemik tinggi buruk untuk kesehatan. Contohnya adalah semangka, karena meski memiliki indeks glikemik yang tinggi, tetapi dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh.
3. Sebaliknya, beberapa jenis makanan dengan indeks glikemik rendah bisa memiliki kadar kalori, gula, dan lemak yang lebih tinggi. Contohnya adalah es krim dan kue cokelat.
4. Proses penggorengan dapat menurunkan indeks glikemik makanan. Padahal, cara memasak ini membuat makanan menjadi lebih berlemak dan tinggi kalori
5. Sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa pola makan dengan indeks glikemik rendah maupun tinggi tidak secara signifikan memengaruhi kondisi kesehatan tertentu, seperti kadar kolesterol, tekanan darah, atau sensitivitas insulin.
6. Kadar gula darah juga tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pola makan, melainkan juga bergantung pada usia, tingkat aktivitas fisik, waktu istirahat, dan bahkan tingkat stres.