Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Calon Istri

27 April 2023   09:54 Diperbarui: 27 April 2023   09:57 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Doni semakin gelisah orang tuanya menyuruh dia segera pulang. Ujian akhir sudah usai, Doni dan Siska keduanya dinyatakan lulus tinggal lagi menunggu wisuda. Mereka memang sudah berjanji untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sudah sejak di SMA mereka akrab, tetapi baru di semester tiga ketika duduk di bangku kuliah mereka mulai menjalin hubungan yang lebih serius. Mereka berdua satu kampus hanya berbeda jurusan. Perasaan sebagai kawan sejak di SMA kini mulai bersemi menjadi benih cinta yang semakin subur dan semakin menguatkan tekad mereka untuk melanjutkan kejenjang hubungan yang lebih serius dan berumah tangga. Sore itu ketika Doni menceritakan maksud orang tuanya menyuruhnya segera pulang, siska terkejut.

Doni akan dijodohkan dengan putri almarhum sahabat ayahnya. Mendengar cerita Doni, hati Siska merasa tersayat. Harapannya hancur berkeping-keping. Tak pernah tersangka bahwa Doni akan lebih dahulu mengutarakan keadaannya. Usai wisuda Doni dan Siska kembali ke kota asal mereka. Meski terasa berat perpisahan itu berat, Siska harus berani menerima kenyataan. 

Kenangan-kenangan indah selama bersama Doni, sirna dalam bayangan kepedihan hatinya. Hampir lima tahun mereka menjalin hubungan mesra saling menyayangi. Perasaan yang semakin lekat di hati dan semakin sulit untuk dilupakan begitu saja. Namun apa boleh buat Donipun tak dapat menolak keputusan kedua orang tuanya itu karena hutang budi orang tuanya kepada lamarhum sahabat ayahnya. Meski hati Doni berontak tetapi apa daya ia tidak berani melawan kehendak orang tuanya. Malam itu ketika sampai di rumah calon istrinya, Doni menjerit tertahan, ia hampir berlari memeluk Siska.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun