Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Catemak Makanan Olahan Jagung Tradisional NTT

22 Maret 2023   07:01 Diperbarui: 22 Maret 2023   07:15 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia kaya akan budaya yang beragam termasuk kuliner makanan tradisional yang punya cita rasa khas bahkan unik. Ada yang sudah sangat dikenal, setengah dikenal atau pun belum dikenal. Banyak makanan tradisional yang menurut ukuran kesehatan cukup baik karena mengandung zat-zat gizi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan badan. Makanan-makanan tradisional seperti itu seyogyanya dipertahankan keberadaannya serta diperkenalkan lebih luas untuk memperkaya dunia kuliner Indonesia.

Mungkin seperti makanan yang berasal dati Nusa Tenggara Timur ini. Namanya Catemak Jagung. Kalau bahan dasarnya tentu tidak asing lagi. Masakan khas Nusa Tenggara Timur ini terdiri dari bahan dasar jagung, ubi, kacang tanah, kacang hijau, dan bisa juga ditambah dengan labu atau sayuran lainnya seperti daun singkong, daun pepaya.

Makanan tradisional seperti ini biasanya dihidangkan sebagai makanan penutup.  Tentu makanan seperti ini kaya akan zat gizi. Kandungan zat gizi dalam bahan makanan yang satu daat melengkapi zat gizi dalam bahan makanan yang lain. Karena memang tidak ada bahan makanan yang mengandung zat gizi secara lengkap. Selain itu serat makanannyapun sangat bermanfaat untuk membantu proses pencernaan. Satu-satunya bahan makanan alami yang mengandung zat gizi lengkap hanyalah Air Susu Ibu (ASI).

Makanan tradisional seperti ini tersebar di berbagai daerah. Masing-masing dengan ciri khasnya. Meskipun bergizi, tentu harus diperkenalkan. Karena soal selera nampaknya banyak ditentukan oleh lidah. Sekera tidak pernah berbohong. Ibarat kata pepatah lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Lain lidah lain pula seleranya.

Sejauh mana upaya memperkenalkannya tentu harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dunia kuliner kini sudah berkembang sedemikian pesatnya. Salah satu cara untuk mendorong pengenalan akan kekayaan kuliner Indonesia adalah dengan mengombinasikan makanan tradisional dengan makanan kekinian. 

Namun perlu tetap diingat penggunaan gula, lemak dan garam hendaknya tetap dalam batas atau ukuran yang tidak akan menimbulkan dan memicu masalah kesehatan badan. Jika tidak akan mengundang penyakit tidak menular yang siap datang menghadang. Karenanya bijak-bijaklah memilih menu makanan sehari-hari. Mensana in corpire sano, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun