Ketika sampai di Kota Madiun, seorang teman menawarkan untuk singgah di warung kopi. Waktu menunggu pesanan koi dihidangkan, di meja tersedia beberapa gorengan sebagai camilan teman minum kopi.Â
Kawan itu menunjuk salah satucamilan yang katanya khas di Kota Madiun. Saya melihat yang ditunjuk itu ternyata bakwan. Di Madiun disebut Ote-Oter. Seekor udang melingkar menghiasi permukaan kue ini.
Agak geli juga ketika mendengar nama makanan camilan ini. Dalam bahasa Jawa ote-ote artinya dapat diartikan bertelanjang dada alias tidak pake baju. Di Jawa Timur seperti halnya juga di daerah lain makanan ini cukup populer. Ote-ote di daerah lain disebut bakwan dengan beragam macam. Ada Ote-ote udang atau bakwan sayur sudah banyak dikenal.Â
Soal sebutan bakwan tentu berbeda dengan bakwan Malang, karena yang terakhir ini adalah sejenis Bakso dengan campuran mie dan pangsit. Â Di Jawa Timur saja ada beberapa sebutan seperti weci atau heci.Â
Ote-ote selain di Madiu juga ada di Mojokerto, Gresik, Blitar. Bahkan di Banyuwangi sebutannya lebih unik yaiktu "Hongkong" entah bagaimana ceritanya itu sampai disebut demikian. Di Sulawesi Selatan dikenal dengan nama Bikang Doang, di Sulawesi Tenggara Kandoang.
Di Jawa Barat, Bandung misalnya bakwan disebut bala-bala. Bala dalam bahasa Sunda berarti kotor banyak sampah. Mungkin karena diberi campuran sayuran seperti kol, wortel dan toge  berserakan disekujur adonan tepung yang digoreng maka terlihat seperti sampah berserakan......aya-aya wae...  Ote-ote banyak dijajakan di Kota Madiun dan kerap dijadikan buah tangan atau oleh-oleh dari kota yang dahulu Bernama Wanaasri.Â
Menurut kisah lama asal usul Kota Madiun dirintis oleh Ki Panembahan Ronggo Jumeno atau Ki Ronggo sebutannya. Seorang yang terkenal sakti dengan keris pusaka yang dinamakan Tundhung Medhiun.Â
Dengan pusaka ini Ki Ageng Ronggo melakukan babat tanah Madiun. Konon kata Madiun berasal dari kata "medi (hantu) dan ayun", ketika hutan dibabat banyak hatu yang berayun-ayun atau bergentayangan.
Bukan Cuma itu banyak lagi julukan yang diberikan kepada kota ini. Ada yang menyebutnya Kota Brem, Kota Pecel karena memang pecelnya juga terkenal dan beberapa sebutan lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H