Jika mendengar nama Hok Lo Pan tentu tidak semua orang familiar. Tetapi jika kata martabak yang disampaikan pasti tidak asing lagi. Makanan ini awalnya populer di pulau Bangka Belitung. Ini merupakan makanan atau rotinya orang-orang Hakka. Jadi Hok Lo Pan itu kuenya orang Hok Lo. Kue ini dikenal dengan martabak manis.Â
Ada juga yang menyebutnya kue Terang Bulan. Di Pontianak dikenal dengan apam pinang, dan di daerah Timur Indonesia dikenal dengan nama kue bulan, di Semarang kue Bandung. Sedangkan di Jakarta sendiri dikenal dengan nama martabak manis atau martabak bangka.
Awal-awalnya campuran isinya ini hanya ditaburi biji wijen, tapi kini campurannya beragam ada kacang coklat, keju, ketan hitam, pisang dan sebagainya. Bahkan ada martabak Pizza menganut selera zaman now. Selain martabak Bangka dikenal juga martabak Bandung.
Sedangkan yang asin atau martabak telur dikenal sebagai sajian yang biasa disantap di daerah Timur Tengah seperti di Arab Saudi, Yaman, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei. Komposisi bahan yang digunakan  bervariasi. Soal nama beberapa referensi menunjukkan sedikit perbedaan.Â
Martabak dicatat berasal bahasa Arab dan artinya terlipat. Ada juga yang mengatakan Martabak berasal dari Yaman. kemudian dibawa oleh pedagang India ke Asia Tenggara. Martabak diperkenalkan oleh para pedagang Muslim Tamil. Kata awalnya "mutabar" yang merupakan gabungan dua kata yaitu muta yang artinya telur dan bar singkatan dari barota atau bratha alias roti.
Banyak lagi cerita riwayat martabak ini. Ada juga catatan yang menunjukkan namanya Moortaba, makanan yang terbuat dari adonan yang bahan dasarnya terigu. Kemudian dimodifikasi sehingga berubah jauh berbeda dengan aslinya.
Menilik bahan dasar olahan martabak manis tentu merupakan makanan sumber energi karena mengandung hidrat arang atau karbohidrat dan lemak tinggi. Sedangkan martabak telur tentu tinggi kalori tinggi protein. Kini martabak sudah tersebar di mana-mana dan jadi makanan camilan yang populer. Teman minum teh atau kopi di waktu bersantai bersama keluarga atau teman. Bahkan jadi hidangan yang disenangi dalam kebersamaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H