Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pendap Ikan Berselimut Daun Talas

22 Oktober 2022   07:15 Diperbarui: 22 Oktober 2022   07:25 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang itu kegiatan sertifikasi di Kota Bengkulu telah usai. Tiba giliran santap siang bersama. Di meja makan tergelar berbagai menu makanan, termasuk menu tradisional. Satu diantarannya yang menarik adalah Pendap.

Sajian ini serupa dengan pepes tapi dibalut daun talas diikat dengan tali rafia. Lebih tepatnya mungkin bentuknya identik dengan buntil. Ketika dibuka selimutnya berisi ikan gemuru. Tidak heran kalau disebut juga ikan pais makanan khas Kota Bengkulu.

Selain Ikan gemuru, berbagai jenis ikan lain terutama yang berdaging banyak dapat juga digunakan untuk membuat Pendap. Biasanya digunakan ikan kakap merah, ikan kembung, ikan gelamo dan lain-lain. Diolah dengan bumbu rempah yang cukup beragam, bawang putih, bawang merah, lengkuas, jahe, merica, kencur, laos, ketumbar, daun jeruk purut, cabai dan garam. Ditambah kelapa parut lalu dimasak sekitar delapan jam hingga ikan benar-benar masak dan bumbu meresap serta daun talas tak lagi menyebabkan rasa gatal pada lidah.

Makanan khas ini menurut referensi ada juga di Krui-Lampung dan beberapa daerah lain di Indonesia, bahkan sampai di Jepang dan Australia.
 
Seperti lazimnya menu ikan tentu jadi sumber asupan protein yang tinggi. Selain itu lemaknyapun baik mengandung Omega-3 yang tidak mengganggu kesehatan badan sehingga mencegah timbulnya penyakit tidak menular jantung koroner, hipertensi, diabetes dan sebagainya.

Gerakan makan ikan harus tetap digalakkan mengingat konsumsi ikan masyarakat secara umum masih rendah di banding negara lain, padahal Indonesia merupakan negara yang memiliki laut luas yang kaya dengan biota laut yang bermanfaat. Catatan menunjukkan konsumsi ikan masyarakat tahun 2021 sebesar 55,37 kg/kapita. Negara China permintaan ikan mencapai 2 juta ton pertahunnya. Myanmar sekitar 1.5 juta ton, Vietnam hampir 1.2 juta ton.

Rendahnya konsumsi ikan ini masih banyak masyarakat yang belum sadar Gizi, juga distribusi yang terbatas terutama untuk mencapai masyarakat yang tinggal di daerah-daerah  pedalaman sehingga pasokan rendah.

Konsumsi ikan masyarakat Indonesia terutama bagi anak-anak yang masih bertumbuh kembang harus di pacu. Ini Salah satu langkah strategis untuk menyongsong generasi emas dengan sumber daya manusia berkualitas agar mampu bersaing dan mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lain di Dunia yang telah lebih dulu maju.

Seperti kata mantan Menteri kelautan Susi Pudjiastuti " kalau tidak makan ikan ditenggelamkan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun