Mohon tunggu...
INI INTUISI PUISI
INI INTUISI PUISI Mohon Tunggu... Penulis - 안녕하세요 저는 파이진입니다 | שלום אני פָאיזין | اسلام عليكم أن فئزين

Perkenalkan Namaku Faizin Absarina asal dari Demak Kota Wali Jawa Tengah. Aku memutuskan menulis untuk mengenang sekelumit kisah yang tertoreh dalam hidup. Karena sebaik-baiknya pembelajar paling bijaksana adalah pengalaman dan kenangan, karena mereka mendewasakan dan membuat kita lebih bijaksana di masa depan. Salam hangat teman semua. 감사합니다 (Kamsahamnida) | (Toda Raba) תודה רבה | (Syukron Laka) شُكرًا لك | Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

HAMPIR DIBATPIS

2 Juli 2020   11:03 Diperbarui: 27 Juli 2022   10:28 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
©iniintuisipuisi 

  Aku dan temanku, sebut saja Anya. Hidup berdampingan sudah cukup lama. Kami berdua beragama islam dalam pengakuan masing-masing.

   Hingga pada akhirnya, suatu masa dia hendak bergegas pergi entah kemana.

   Namun sebelum pergi, beliau agaknya tahu salah satu kegemaranku setiap harinya. Yaitu mendengarkan lagu-lagu bahasa asing, dalam hal ini bahasa yang dimaksud ialah bahasa Ibrani (Hebrew), bahasa yang lazimnya digunakan di kalangan bangsa Yahudi atau menjadi bahasa yang ada di kitab Injil perjanjian baru dan lama.

   Sebelum dia meninggalkan kampung yang sudah lama kami mukimi bersama, waktu berselang sampailah di saat di mana permulaan begitu mengerikan bermula – bisa dibilang ini adalah akhir dari kisah hidupnya, juga yang paling menyedihkan adalah ini merupakan akhir dari jalinan persahabatan kami.

   Ketika dia bergegas pergi dari kampung ini dia melihat kearahku dan berteriak keras (dengan bahasa Ibrani, namun kurasa dengan bahasa yang menyiratkan gurauan, dan mungkin maksudnya hanya hendak berpamitan jika aku tak salah kira.)

Anya: "Hai temanku sayang, Alfa. Tanah kita di sana apa tidak kamu ukur nda? Nanti kami jual supaya dapat banyak uang."
"הי חבר יקר, פאיזין.  אתה לא מודד את אדמתנו שם? נמכור אותו בהמשך כדי להרוויח הרבה כסף."
Sahutnya dari kejauhan sambil mengayunkan tangan dan dengan wajah yang menampakkan gurauan.
Wajahnya lucu, namun responku menanggapi bicaranya yang terdengar dengan demikian sontak buatku cukup kaget dan bingung.

"Haaah! Aneh, dia bicara apa yah, kok bahasanya gak jelas, tapi terdengar seperti bahasa Ibrani, tapi aku masih tak mengerti lah, tak begitu dengar kan."
Sahutku dalam hati, sambil menganga bengong tak faham apa yang dia bicarakan.

  Beberapa detik setelahnya, aku masih tak menyangka mengapa dia bisa berbicara seperti itu.

"Dia kok bisa ya bicara seperti itu. Agaknya dia bicara seperti lagu-lagu yang biasa aku dengarkan di kala senggang."
"Oh ya, tentu. Aku ingat sekarang, itu bahasa Ibrani, yaa."
"Ta..ta..tapi, bagaimana dia bisa tahu bahasa itu."
"Bagaimana mana caranya."
"Ku kira hanya aku muslim yang tahu bahasa Ibrani di kampung ini."
"Ku pikir, buat apa juga orang lain mau tahu bahasa ini. Sedangkan bahasa mereka sendiri mereka masih acak adul."

  Ya, aku termasuk orang yang suka dengan bahasa-bahasa asing, bahasa-bahasa yang secara khusus memiliki ciri bentuk aksara yang unik, pun nadanya yang terdengar elok bila dilantunkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun