Mohon tunggu...
Abqary FM
Abqary FM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis dan berbagi apa yang belum tentu orang lain tahu

Baru belajar melihat dari dekat, menganalisa dan membayangkan seberapa ribetnya di negara ini

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ganjaran Ganjar (1)

30 Mei 2021   17:07 Diperbarui: 30 Mei 2021   17:14 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tongkat estafet kepemimpinan akan segera berpindah. Sejumlah tokoh politik, militer bahkan musisi sekaliber Giring mulai menyiapkan diri. Berbagai cara ( kampanye ) dilakukan untuk menarik simpatik masyarakat. Pasalnya 3 tahun bukanlah waktu yang panjang untuk menyiapkan segala hal. Sempit dan ruwet. Sebab tahapan Pemilu sudah mulai disiapkan pertengahan tahun depan. Nah, bagi mereka yang berniat untuk ikut merebut orang nomor 1 di Indonesia, maka berbagai cara juga harus segera disiapkan. Misalnya mengkampanyekan diri sendiri baik itu turun ke masyarakat, atau lewat media sosial, Selain itu jadi kader Partai sekaligus menjadi pintu masuk menggoda pimpinan partai bahkan yang lebih ekstrim merebut partai orang agar punya perahu untuk berlayar.

Hal itu Adalah bagian dari cara yang wajib dan harus dilakukan, sehingga perebutan kursi kepresidenan lebih mudah diperoleh. Bagaimana dengan Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah itu, seperti air sungai yang terus mengalir. Ia sepertinya tahu apa yang harus dilakukan. Sejak menjabat diperiode pertama Gubernur. Ia sudah memulai dengan terus bekerja. Meskipun pada akhirnya masyarakat menggadang -- gadang ialah yang pantas menggantikan Joko Widodo diperiode berikutnya. Respon positif dari masyarakat, ternyata membuat banyak orang mulai gusar. Tak terkecuali partai politik yang selama ini menaunginya. Gerak politik dimedia social yang dilakukan oleh Ganjar ternyata dianggap berlebihan dan mengabaikan tanggungjawabnya sebagai Gubernur di Jawa Tengah. Puncak kegusaran itu, saat ia tidak dilibatkan bahkan tidak diundang oleh Partainya, padahal ia masih ber -- KTA partai tersebut dan tentu sebagai Gubernur di daerah yang dimana dilaksanakan acara itu.

Khawatirkah Ganjar, ternyata tidak demikian ia masih bisa menenangkan diri dengan terus bekerja. Ganjar tetap menampilkan citra baik di media social, luwes dan apa adanya, ia tidak memberi sekat dalam setiap frame yang bersileweran di media social. Ia juga tidak memberikan sikap bahwa tampilan nyeleneh dan merakyat itu adalah target besar untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia. Selain itu tidak hanya soal kesantuanan dan ramah tamah, ia juga kerap geram jika banyak hal yang ia temukan dilapangan saat Sidak ataupun cek lapangan tidak sesuai aturan yang berlaku.

Ganjar ataupun Jokowi diperiode pertama, adalah situasi yang berulang. Dengan memanfaatkan media social sebagai alat publikasi adalah bagian penting merebut hati masyarakat yang memilih. Yah, pembuktiannya adalah ketika nanti berhasil dipilih.

Situasi ini Tidak ada satupun yang bisa mencegah jika takdir itu menghampiri. Ihtiar yang tengah dilakukan oleh Ganjar adalah bagian dari proses menjemput mimpinya agar dapat mengabdi lebih luas pada bangsa dan Negara. Falsafah Ini mungkin yang sampai dengan saat ini jadi pegangan bagi Ganjar. Siapa yang menguasai media social, ia akan menguasai dunia. Yah, termaksud menguasai simpati masyarakat Indonesia.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun